Mohon tunggu...
Setiyo Prajoko
Setiyo Prajoko Mohon Tunggu... profesional -

Guru Biologi di SMP-SMA Sragen Bilingual Boarding School (SBBS). Seorang Pemikir atas fenomena yang terjadi di sekitar. gemar meneliti dan mencoba untuk gemar menulis. kunjungi juga http://setiyoprajoko.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hypnoteaching, Mengajar Dengan Menghipnotis Siswa

19 November 2010   02:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:29 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hypnoteaching, Hypnotherapy dan Hypnoparenting merupakan istilah baru yang seringkali muncul dan banyak dibahas akhir-akhir ini. Ketiga istilah tersebut sama-sama menggunakan imbuhan hypno yang diambil dari kata hypnosis atau hipnotis. Hypnosis berasal darikata “hypnos” merupakan nama dewa tidur orang yunani. Secara istilah “hypnosis” adalah mensugesti, sedang secara definisi hypnosis adalah seni komunikasi untuk memengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat kesadaranya dengan cara menurunkan gelombang otak dari beta menjadi alpha dan theta. Kata ini pertamakali digunakan oleh James Braid (1795-1860)seorang dokter ternama di Inggris. Hypnoteaching sendiri berarti suatu upaya menurunkan frequensi gelombang otak sehingga peserta didik menjadi relaks dan lebih sugestif dalam menangkap nilai-nilai positif dari sebuah proses pengajaran.

Gelombang otak

Untuk mengakses pikiran bawah sadar dan mengukur keaktifan otak kita dapat menggunakan alat yang bernama EEG (Electroenchephalography). Hasil pengukuran tersebut dapat diketahui tingkat kesadaran otak dengan melihat gelombang otak yang tampil dimonitor. Berikut jenis – jenis gelombang otak:

Pertama, Beta (12 – 25 cps) cps = cycles per secon. Pada kondisi beta seseorang berada dalam kesadaran penuh dengan pikiran sadar yang sangat dominan sehingga dia mampu mengerjakan beberapa kegiatan dalam waktu yang bersamaan seperti mengendarai mobil sampil bernyanyi dan mendengarkan musik.

Kedua, Alpha (7 – 12 cps) Pada kondisi alpha sesorang mulai berkurang rasa kritis, analitis dan waspada, mulai terbuka terhadap masukan. Biasanya terjadi jika pada kondisi senang, santai, berimajinasi, menjelang tidur.

Ketiga, Theta (4 - 7 cps) Pada kondisi theta seseorang dalam kondisi sangat relaks antara sadar dan tidur lelap. Pikiran bawah sadar tetap aktif dan panca indera masih menerima stimulus dari luar. Artinya pada kondisi ini masih dapat menerima masukan dari luar.

Keempat, Delta (0,5 - 4 cps). Pada kondisi delta seseorang berada dalam kondisi tidur yang sangat pulas tanpa mimpi. Kondisi panca indera sudah tidak aktif dan tidak dapat menerima masukan dari luar.

EEG (Electroencephalography) alat yang digunakan untuk mangakses pikiran bawah sadar

macam-macam gelombang otak hasil pengukuran dengan EEG

Sesuai dengan pengertian hypnosis di atas, pada hypnoteaching juga terdapat upaya untuk menurunkan gelombang otak dari kondisi beta ke alpha atau theta. Hal ini bertujuan agar siswa lebih mudah menerima informasi secara efektif tanpa hambatan disimpan dalam pikiran bawah sadar yang kekutannya 80% berbanding 20% dengan pikiran sadar. Informasi yang tersimpan tadi selanjutnya dapat menjadi bentuk perilaku kalau informasinya negatif perilakunya negatif demikian juga sebaliknya.

Dalam prakteknya seorang guru dituntut untuk membawa siswa (menghipnotis) kedalam kondisi relakas, bawah sadar. Pendeknya bagaimana seorang guru mengunakan bahasa-bahasa yang dapat membuat rilaks dan nyaman si peserta didik. Hal ini menyakut ketrampilan berbicara seorang guru. Selain itu teknik improvisasi yang bagus, intonasi suara diatur, bersifat persuasif penuh bujukan, kualitas vokal, pemilihan kata dll penting pada proses hypnoteching. Ketika si peserta didik berada pada gelombang otak alpha, saat itu si guru memasukkan affirmasi positif atau sugesti positif kepada pikiran bawah sadar si peserta didik. Affirmasi adalah ucapan-ucapan positif untuk mengantikan nilai-nilai negatif dalam pikiran bawah sadar. Ada beberapa pantangan dalam membuat affirmasi: misalnya tidak boleh mengunakan kata "akan", dan kata-kata bermakna negatif seperti "tidak", "jangan" dll.

Disarikan dari buku Hypnoteaching, Bukan sekedar mengajar oleh Novian Triwidia.

artikel ini juga dapat dibaca di setiyoprajoko.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun