REINTERPRETASI ASAL USUL KATA INDONESIA : KONSEP MANDALA
Istilah Indonesia secara etimologis, dalam asumsi umum, “Indonesia” berasal dari dua kata Yunani yaitu, Indus (Ἰνδός) yang berarti “India” dan kata Nesos (νῆσος) yang berarti pulau/kepulauan, maka “Indo-nesia” berarti “kepulauan India”.
Pengaruh bahasa Sansekerta, dari India, sejak abad pertama Masehi mempunyai pengaruh dalam kehidupan manusia di Kepulauan Indonesia. Sebagai Refleksi untuk menemukan makna kata Indonesia yang mendekati tepat, penulis mengadopsi pernyataan François Gautier dalam tulisannya berjudul ARISE AGAIN, O INDIA ! Dedicated : To India, who gave me so much (2000 M).
Katakanlah langsung: tidak ada (istilah) Hindus… Kata ini diciptakan oleh penjajah Eropa untuk menyebut masyarakat yang tinggal di lembah Indus. Sebutan yang tepat seharusnya adalah “Indu”, sebuah istilah yang sebenarnya telah digunakan selama berabad-abad oleh orang luar, untuk menyebut seluruh penduduk India, baik Muslim, Kristen, Budha, atau Hindu. Namun ketika Indus menjadi Hindu di tangan penjajah barat, hal ini berkembang menjadi sumber kebingungan dan mempunyai konsekuensi yang sangat buruk bagi sejarah India: hal ini secara tidak langsung membawa perpecahan yang mengerikan di anak benua tersebut dan saat ini ikut bertanggung jawab atas perselisihan antar agama di India”, demikian Qautier menulis dalam
Memang Kepulauan Indonesia memiliki letak yang berbeda dengan Negara India, yang perlu dilihat adalah adalah pengaruh bahasa Sansekerta sangat kuat dalam sejarah di kepulauan Indonesia. Tentu bisa dikatakan bahwa kata pertama dalam istilah Indonesia, yaitu Indo berasal dari kata “Indu” dalam bahasa Sansekerta.
Kata Indu, dalam bahasa Sansekerta, berarti moon atau bulan yang dalam Konsep Mandala diidentikkan dengan Bindu yang berarti titik dalam lingkaran atau pusat lingkaran (centre point of circle).
The crescent moon with a dot on top atau Bulan Sabit dengan titik di atas yang dikenal sebagai Chandra Bindu, merupakan simbol dengan berbagai makna dalam berbagai budaya dan tradisi spiritual. Dalam agama Hindu, sering dikaitkan dengan dewi Shakti dan mewakili penggabungan energi feminin dan maskulin. Itu juga bisa melambangkan mata ketiga, intuisi, dan kebangkitan spiritual. Dalam astrologi, bulan sabit dengan titik melambangkan fase bulan membesar dan dikaitkan dengan pertumbuhan, kreativitas, dan awal yang baru. Selain itu, dalam simbolisme Islam, bulan sabit tanpa titik sering digunakan sebagai representasi kalender lunar dan merupakan simbol terkemuka dalam seni dan arsitektur Islam.
Konsep Weda Bindu berhubungan dengan Indu yaitu bulan. Tradisi tantra sangat mementingkan unsur mistik Bindu sebagai bulan. Bindu diyakini ada di puncak tubuh yaitu kepala, berupa tetesan embun. Tetesan air ini dianggap sedingin bulan.
Praktisi yoga bertujuan untuk mencapai pembebasan atau keselamatan melalui proses pencairan hak yang ada di puncak. Ketika Bindu melebur di kepala dan mengalir ke seluruh tubuh, ini disebut langkah terakhir kebahagiaan tertinggi. Bindu diambil sebagai instrumen penting untuk menunjukkan kehampaan (Sunnya) serta makna bulan yang melambangkan unsur udara yaitu salah satu komponen terpenting mandala.
Kembali ke kata Indonesia, bila sepakat kata ini berasal dari dua kata INDU dan NESIA, tentu saja sepakat bahwa INDU berarti bulan atau titik pusat lingkaran, NESIA dari Nesos yang berarti kepulauan, maka INDONESIA dapat diartikan sebagai KEPULAUAN BULAN (Moon Archipelago) atau KEPULAUAN PUSAT (Centre Archielago).
Y. Setiyo Hadi (Mas Yopi)