Mohon tunggu...
Setiyawan Mustakul
Setiyawan Mustakul Mohon Tunggu... Freelancer - Sedang menulis

menulis akan menambah wawasan dan pengetahuan yang luas. NO debat!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyayangi Anak dengan Sepenuh Hati

12 Desember 2021   21:15 Diperbarui: 12 Desember 2021   21:18 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Allah telah menumbuhkan didalam hati setiap orangtua rasa cinta terhadap anaknya. Mereka adalah belahan jiwa, sumber kegembiraan, dan buah hati. Oleh karena itu, setiap orangtua pasti sangat menyayangi anak-anaknya, tanpa mengharap balasan apapun. Justru tidak normal jika ada orang tua yang tidak mempunyai rasa sayang terhadap anak-anaknya. Hati seperti itu adalah hati yang keras dan sudah mati.

Kasih sayang bukanlah dalam bentuk materi berlebihan, akan tetapi dalam bnetuk hubungan psikologis dimana para orangtua dapat memahami perasaan anaknya dan mampu mengantisipasinya dengan cara-cara edukatif. Kasih sayang yang diberikan orang tua berupa hubungan emosional yang akrab akan menimbulkan rasa aman pada diri anak.

Kehilangan kasih sayang menimbulkan kegelisahan dan kegelisahan akan menimbulkan perilaku negatif yang dapat merusak diri anak. Jika anak tidak dididik dengan penuh kasih sayang sejak kecil, akibatnya akan terasa dikala anak menjadi remaja. Sebab anak yang tumbuh menjadi remaja akan mulai ingin menemukan jalannya sendiri untuk mengisis kekosongan hati, jalan yang ditemukan anak remaja ini belum tentu hal yang baik, bahkan mungkin terjerumus ke dalam jurang kehinaan.

Menurut para ahli psikologi analisa seperti Freud (Wolman, 1972), Kasih sayang yang diberikan para orangtua kepada anak-anak sejak dini dapat membentuk kata hati yang oleh Langevald dinamakan kata hati pengganti. Artinya kata hati yang terbentuk karena kasih sayang akan dijadikan obor jika disaat remaja atau dewasa dia mengalami kegelapan dalam jalan hidupnya. Pengertian pengganti dalam kata hati pengganti adalah pengganti orangtua jika mereka jauh atau orangtua telah meninggal dunia. Kata hati lainnya diperoleh dari guru, terutama guru yang mendidik dengan ketaqwaan. Apalagi didukung dengan keteladanan dari guru dan orangtua dalam melaksanakan akhlaqulkarimah berdasarkan keimanan kepada Allah SWT, maka kata hati ini InsyaAllah akan membantu anak jika ia mulai beranjak dewasa.

Ingat Rasulullah Saw pernah mencontohkan:

Beliau bersabda, "bukan termasuk umatku orang yang tidak menyayangi anak-anak." (HR. At-Tarmidzi)

Abu Hurairah meriwayatkan, Nabi pernah didatangi laki-laki bersama anaknya yang masih kecil. beliau langsung memeluk anak itu, dan berkata kepada ayahnya, "apakah engkau menyayanginya?" ia menjawab, "ya." Rasulullah pun bersabda, "tetapi Allah lebih menyayangi darimu, dan Dialah yang paling penyayang." (HR. Al-Bukhari)

Setiap anak memiliki kecenderungan ingin dikasihi, membutuhkan kata-kata yang mendukung. Anak-anak yang seperti ini biasanya ingin dipuji dan diperhatikan, baik dengan bahasa lisan maupun dengan bahasa tubuh. Jika kita menangkap sinyal ini, maka saat itu juga kita harus menunjukkan rasa cinta kasih kita kepada anak, agar sang anak tahu bahwa kita menyayanginya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun