Judul diatas mungkin kurang tepat dalam penyebutan subjeknya. Sales itu menunjuk pada penjualan, sedangkan salesman adalah pelaku yang melakukan proses penjualan. Namun di Indonesia sudah identik jika menyebut sales itu adalah seorang salesman. Tanpa bermaksud membedakan gender, apakah pelakunya adalah laki-laki atau perempuan, biasanya tetap disebut salesman. Untuk selanjutnya dalam tulisan ini saya akan menggunakan kata sales untuk menggantikan maksud dari salesman.Â
Dari beberapa job fair yang saya ikuti, setiap perusahan pasti membuka lowongan kerja untuk posisi sales. Hanya saja penyebutannya yang berbeda-beda. Ada yang menyebut sebagai: Medical representative , sales counter, sales TO, Sales consumer good, business consultant, account manager, SPG, Sales enginering, Sales horeka, dll. Walaupun namanya berbeda-beda namun pekerjaannya sama, disuruh jualan. Yang membedakan hanya produk yang harus mereka jual. Saya ambil kesimpulan, ternyata profesi sales itu sangat penting dan dibutuhkan. Buktinya semua yg ikut job fair buka lowongan tersebut. Sedangkan untuk posisi lainnya, belum tentu mereka butuhkan.Â
Namun yang terjadi, Â lowongan sales yang paling dihindari oleh para pencari kerja. Kecuali oleh para pencari kerja yang sudah putus aja. Ya sudahlah, daripada tidak melamar. Daripada tidak dapat kerja. Begitulah kira-kira yang ada dibenak mereka. Padahal sales adalah ujung tombak perusahaan. Sebuah perusahaan bisa tidak memiliki team tertentu, misal r&d atau k3. Tapi pasti perusahan memiliki team sales. Inti dari didirikannya sebuah perusahaan adalah jualan. Dan saleslah yang melakukannya.
Anomali yang terjadi adalah, orang menghindari pekerjaan sales. Menurut mereka, ini adalah pekerjaan yang berat, penuh tekanan, harus kelilingan, kepanasan, tidak mengenal hari libur dan banyak hal buruk lainnya yang disematkan ke pekerjaan sebagai sales. Padahal andai mereka tau, di saleslah pendapatan tidak terbatas bisa diperoleh. Seberapa banyak pendapatan yang ingin diraih tiap bulan atau tiap tahunnya, sales dapat mengaturnya sendiri. Berbeda dengan misal bagian HRD, mau mereka bekerja serajin mungkin, pendapat yang akan diterima adalah sama setiap bulannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H