Oleh : Nunung Setiyani
Hitam kelap malam berjalan pelan
Rembulan kian kelam berlahan menahan bersama rintiknya hujan..
Bersama alam ku bersenandung adakah dia yang ku sayang masih melilit kerinduan
Rasa yang kian lama menjalar dalam tumpuan akhirnya telah mengikat pernikahan..
Pondasi penantian yang bangun dengan darah ketulusan
Akhirnya kau robohkan dengan sekali hentakan...
Achhhh.....guncang ku belari mencari hati tak dapat ku temui
Lantang ku caci maki tak dapat terobati
Kau yg ku cintai akhirnya telah mengkhianati...
Pecah berserak muak luluh hati mengadu arak
Tak tahan letih meronta benamkan rasa terpatri perih
Teringat janji-janji manis yg pernah kau ucap..
Cinta...
Masih ingatkah kau
Saat kau ucapkan sebaris kata
bahwa ku tak akan menikah ama dia
Dan masih ingatkah kau
Saat kau berikrar pada ku
Bahwa kau akan hidup dengan ku walau dunia menjungkir balikan rasa mu...
Tapi APA.....
Inilah bukti nyata kesombongan mu...
Kau jilat ludah mu sendiri di depan mata ku..
Kau rajam mulut mu dengan kebohongan mu..
Kau pahat hati mu dgn ukiran-ukiran dusta mu...
Kadang resah harap ku terpendam marah
Tinggalkan hilang terjang lara Hanyut hingga terbawa amarah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI