Mohon tunggu...
Nur Setiono
Nur Setiono Mohon Tunggu... lainnya -

Pensiunan swasta yang senang mengamati kehidupan sosial/kemasyarakatan. Sok merasa sibuk. Iseng suka tulas tulis kecil. Ngebanyol OK (tapi bukan pelawak). Serius gak ketinggalan (tapi bukan pakar). Berdomisili di pinggiran Jakarta Timur

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[Humor] Wasiat Seorang Istri

7 November 2015   17:24 Diperbarui: 12 November 2015   13:48 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Didalam tradisi masyarakat Jawa, bilamana ada salah seorang kerabat yang meninggal dunia biasanya sebelum jenazah dibawa kepekuburan,  segenap keluarga dekat akan melakukan salah satu ritual yang disebut “Brobosan”, yakni para anggota keluarga dari mulai yang paling tua sampai muda berbaris, kemudian jalan beriring iringan menerobos lewat kolong/bawah keranda jenazah yang tengah dipanggul para petugas dan siap untuk diberangkatkan ke tempat pemakaman. Ritual ini dimaknai sebagai bentuk rasa sayang serta penghormatan terakhir terhadap almarhum/mah.

Lain halnya dengan kakeknya si Abal yang baru saja ditinggal pergi sang isteri [nenek] tercinta untuk selamanya.   Si kakek sebelum melakukan brobosan minta difasilitasi untuk melompati, kalo perlu salto beberapa kali diatas jenazah sang isteri tersebut. Sejumlah kerabat mengingatkan agar cara tersebut jangan dilakukan, namun si kakek tetap keukueh-sumeukeuh atau bersikeras untuk melakukan hal seperti yang diinginkannya itu. Alasan yang dikemukakannya adalah, dia hanya ingin mewujudkan wasiat sang isteri atau nenek tercintanya saat masih hidup.

“Hah,….. wasiatttt?...., Wasiat apa gerangan?” itulah komentar dari sebagian besar keluarga.

Sang kakek lalu berceritera sembari mesem mesem penuh arti. Kira kira begini kisahnya :

Ketika sang kakek dan nenek masih rada muda dan masih kinyis-kinyis, si kakek pernah meminta ijin kepada isteri [nenek] untuk kawin lagi. Calonnya sih sudah ada, janda kembang sebelah rumah pak RT. Tentu saja sang isteri menolak, maka terjadilah adu mulut yang sangat seru, bahkan sampe ada intervensi piring terbang segala lho!. Mungkin berkat kelihaian si kakek, akhirnya sang isteri mengalah yakni merelakan si kakek [suaminya] kawin lagi, dengan mengeluarkan wasiat : “Langkahi dulu MAYATKU” ujar si isteri kala itu, sambil menangis dan berkacak pinggang.

 

** hehehehehehe……. joke jadul dg sedikit polesan.

Selamat bermalem Minggu.

Jakarta, 7 Nopember 2000 15;

- Nur Setiono -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun