Mohon tunggu...
Nur Setiono
Nur Setiono Mohon Tunggu... lainnya -

Pensiunan swasta yang senang mengamati kehidupan sosial/kemasyarakatan. Sok merasa sibuk. Iseng suka tulas tulis kecil. Ngebanyol OK (tapi bukan pelawak). Serius gak ketinggalan (tapi bukan pakar). Berdomisili di pinggiran Jakarta Timur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cekcok Gara-gara PILKADES Rangkat

12 November 2011   13:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:45 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

** Dalam dua hari kedepan ini Desa Rangkat tengah mengadakan hajatan besar, istilah politiknya Pesta Demokrasi, yaitu melaksanakan PILKADES yang baru, dimana Kades sebelumnya, mas Yayok yang didamping bu Kades Mommy telah rampung mendarma bhaktikan tenaga dan pikirannya demi kemajuan Desa Rangkat yang ternyata telah berhasil memberikan landasan yang baik bagi kehidupan desa, terutama dalam hal kekeluargaan dan kebersamaan. Tentunya kita patut acungkan jempolserta ucapan terima kasih bagi keduanya. Sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan, kiranya tidak berlebihan jika beliau ditetapkan selaku Penasehat Desa Rangkat.

** Mudah mudahan si Abal masih teregistrasi sebagai warga Desa Rangkat, sehingga memiliki hak pilih. (hehehehe…. berharap.com)

*****

Si Abal & istrinya cekcok,

Gara gara ada Pilkades Rangkat, si Abal dan isterinya berseteru. Ketegangan memuncak bukan saja di tempat tidur, namundi dapur dan bahkan dimana saja keduanya berada. Walaupun seru adu mulut, namun tidak terjadi aneka aksi anarkisme semisal permainan ‘piring terbang’, pesawat TeVe pecah termasuk KDRT. Suami-isteri itu sadar, lebih baik menarik urat leher , bersilat lidah habis habisan dari pada ancur ancuran fisik dan harta.

Isteri si Abal menuding, “percuma papah ikut pilkades. Lha wong jadi warga Desa Rangkat aja nggak tercatat. Mana legal suara papah” ungkap isteri si Abal suatu pagi

“Sok tahu deh!..... mamah membuka komputer aja nggak becus, mana faham on line- on line’an” timpal si Abal, sedikit jengkel merasa diremehkan.

“Katanya bulan lalu warga Desar Rangkat ngada’in Kopdar Di Cipanas. Buktinya papa nggak hadir. Alasannya minder dan malu lantaran disono buanyak penulis kesohor masih muda muda lagi. Artinye papah kagak diakui sebagai peduduk desa itu bukan?” saut isteri si Abal, provokatif

“Enak ajah mamah bilang begitu. Bukankah mamah sendiri yang nggak ngijinin papah kesono, takut papah berbuat yang kagak kagak. Padahal papah ngajak mamah dan anak anak juga, tapi mamah menolak khan?” kata si Abal tak kalah sengitnya

“Weleh,…… weleeeeeh…. kalo mamah ngikut ke sana, lantas siapa nyang ngurusin bebek bebek disawah yang lagi pada nelor itu. Emangnya si bebek boleh ngikut kopdar?” kilah isteri si Abal dengan tensi yang masih tinggi

Si Abal terdiam dan mengiyakan argumen sang isteri, karena memang si bebek termasuk sumber pendapatan keluarga. Kalo bebek nggak ada yang gurusin, lalu pada mati atau setidaknya mogok bertelor, apa nggak malah morat marit tuh dapur rumah tangga?.

“Oke deh mah!.....” ujar si Abal, ngajak ngomong lagi sang istri. “Soal hak suara konon bukan karena kehadiran di kopdar, tapi pernah enggak kita berkontribusi tulisan dengan membawa bawa nama Desa Rangkat?” imbuh si Abal

“Emangnya papah pernah nulis tentang Desa Rangkat?, kapan?, kok mamah nggak tahu?” tanya sang isteri, mulai sedikit kendor uratnya

“Gemana bisa tahu, lha wong mamah setiap diajak nengok Kompasiana aja selalu ogah, malah lebih enjoy nonton sinetron & gosip, infotainment di TeVe” gugat si Abal

“Coba mamah pingin tahu, mana tulisannya?” tantang sang isteri

“Bentar,……… nih kita klik,http://hiburan.kompasiana.com/humor/2010/11/14/wajah-mirip-gayus-di-desa-rangkat/ dan satu lagihttp://sosbud.kompasiana.com/2011/01/11/kiat-memilih-tempat-resepsi-pernikahan-persiapan-pak-kades-rangkat-mantu/ ungkap si Abal sembari menyodorkan lap top yang tengah nyambung ke Kompasiana.

“Hahahahha…… oh, iya ya…… terus siapa aja balon kades yang baru nanti?” komen dan tanya sang isteri

“Nih…… kita klik,

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/11/08/informasi-mengenai-pilkades-desa-rangkat/nah ada enam balon kades tapi yang nomor tiga katanya mundur diri” jelas si Abal sambil nunjukin tulisan tentang tata cara pilkades

“Aiah…… mamah pilih yang berkumis tipis ajah!, kalo papah yang mana?” kata si isteri, seraya menyebut nama depannya

“Papah pusing milihnya, sualnya para calon nggak ada yang jelek, semuanya layak, jagoan nulis dan aktif lagi. Ah, papah mo pake metoda ngitung kancing ajah”papar si Abal, sambil garuk garuk kepala, lalu mematikan laptopnya karena batterynya sudah kedap kedip

Dari hasil hitung kancing ternyata pilihan jatuh kepada yang pake jas item, tapi lupa nama lengkapnya yang teringat hanya nama belakangnya, sebab si lap-top keburu di matikan.

“Mah,…… mah….. sekarang papah udah dapet jagonya. Itu yang pake jas item” suara si Abal memecah kebengongan sang isteri, sambilmenyebut nama sang balon Kades Rangkat dimaksud

“Udah pokoknya mamah mau yang ini, nama yang papah pilih mamah nggak mau”protes sang mamah

Akhirnya si Abal dengan si isteri berselisih pendapat kembali, cekcok terus berlanjut, meruncing, kali ini hanya gara gara masalah nama yang berbeda. Silang pendapat tersebut agaknya mulai mereda mana kala sang anak yang sudah meranjak dewasa pulang berolah raga di kampusnyaberinisiatif sebagai penengah. Setelah si anak memperoleh penjelasan duduk persoalan yang sebenarnya dari kedua ortunya tersebut, terutama masalah dua nama yang dipersengketakan itu, lantas dia membuka lap-topnya dan langsung klik Kompasiana tentang Pilkades Rangkat.

Tiba tiba,

“Huahahahahaha…… wkakakakakak….. papah, mamah kalian orang tua kok seperti anak kecil, o’on amat sih” ungkap si anak sambil ngakak menertawakan kedua orang tuannya.

“Lho,….. lho…. kamu kenapa, emangnya ada yang lucu?” jawab si Abal dan istrinya berbarengan penuh keheranan.

“Nih,….. pah-mah lihat, kedua nama itu khan orangnya SAMA alias SATU. Papah sebut nama belakangnya, sementara mamah mengungkap nama depannya” jelas sang anak sembari menunjukkan tulisan di Kompasiana

“Astaga-naga,……… dosa apa kedua ortumu ini nak!, hampir perang Baratayudha kami terus berlanjut, untung kamu keburu datang nak!” ujar si Abal + sang istri kegirangan terus berpelukan saling meminta maaf.

Sesaat kemudian, pecahlah tertawa ngakak bareng antara papah, mamah dan anak. Mereka bergandengan tangan menuju ke ruang makan guna santap siang bersama.

“Settttt………. ngomong-ngomong, siapa sebetulnya pilihan Keluarga si Abal itu?. Boleh dong ngintip bocorannya, barang seujung kuku….?. Hehehehe…. mereka ternyata menunjuk No 2, kang EDY PRIYATNA”.

·Salam buat mas Yayok, Mommy, kang Edy Priyatna, semua Balon Kades dan para pemilih.

Jakarta, 12 Nopember 2011;

-Nur Setiono -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun