SMP Negeri 2 Bandar Lampung telah mengambil langkah proaktif dengan menerapkan pembelajaran blended learning sejak masa pembelajaran jarak jauh akibat pandemi COVID-19. Keputusan ini diambil sebagai tindakan preventif untuk mengatasi learning loss yang dapat memengaruhi kualitas dan mutu lulusan sekolah.
Sejak pandemi COVID-19 melanda, sekolah-sekolah di seluruh dunia menghadapi tantangan besar dalam melanjutkan proses pembelajaran. Pembelajaran jarak jauh, meskipun diperlukan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan siswa, memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah learning loss, yaitu penurunan pemahaman dan keterampilan siswa akibat kurangnya interaksi langsung dengan guru dan teman sekelas.
Dalam upaya mengatasi masalah ini, SMPN 2 Bandar Lampung memperkenalkan blended learning, yang menggabungkan pembelajaran daring (online) dengan pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah. Dengan pendekatan ini, siswa dapat tetap terlibat dalam proses belajar meskipun berada di rumah.
Dampak Positif Pembelajaran Blended Learning
Fleksibilitas: Siswa dapat mengakses materi pelajaran secara online kapan saja dan di mana saja. Ini memungkinkan mereka untuk mengatur waktu belajar sesuai dengan kebutuhan individu.
Interaksi: Meskipun sebagian pembelajaran dilakukan secara daring, siswa tetap memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan guru dan teman sekelas saat pembelajaran tatap muka. Diskusi, tanya jawab, dan kolaborasi tetap berlangsung.
Penggunaan Teknologi: Pembelajaran blended learning memperkenalkan siswa pada penggunaan teknologi dan platform digital. Ini akan membekali mereka dengan keterampilan yang relevan di era digital.
Pencegahan Learning Loss: Dengan menggabungkan dua metode pembelajaran, SMPN 2 Bandar Lampung berharap dapat mengurangi dampak negatif dari pembelajaran jarak jauh dan mencegah learning loss.
Upaya ini memberi dampak positif, ditunjukkan dengan tetap diraihnya prestasi yang membanggakan meskipun dengan berbagai keterbatasan selama pembelajaran jarak jauh, seperti: