Mohon tunggu...
Tio
Tio Mohon Tunggu... Polisi - Menulislah apa yang ingin ditulis

Mengabdi Pada Negara dan Bangsa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dialektika Melawan "Post Truth"

15 Agustus 2022   12:56 Diperbarui: 15 Agustus 2022   13:05 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://alif.id/read/neng-yanti-khozana/post-truth-dan-fenomena-hoax-b207450p/

Proses yang harus dilalui dalam dialektika modern adalah tahapan :  Thesis yg  bermetaformosis menjadi anti thesis dan berubah menjadi sintetis.

Dialektika adalah ilmu yg dikembangkan sebagai bagian kebutuhan  dari skill seseorang,  serta seiiring tuntutan lingkungan strategis global, regional dan domestik dialektikan memiliki ciri kegunaan diantaranya :


1. Kepentingan debat
2. Kepentingan menolak argumen
3. Kepentingan diskusi

Dialektika menjadi tidak populer ketika ancaman global post thruth (penggagas pertamanya  bernama  Steve Thesic,  PT berarti situasi setelah kebenaran yaitu kebohongan )menggerus rasionalisasi  filsafat ( negara USA dan Britain porak poranda akibat PT ), maka menjadi keniscayaan perlu dibangun  kewaspadaan nasional ketika bangsa sebesar indonesia yg sangat potensial digunakan beroperasinya tsunami aliran PT .

Indonesia sebagai bangsa besar dan heterogen merupakan potensi  ladang  besar beroperasinya post truth( base on data 2018 info Kemeninfo data info  facebook yg bernuansa Post Truth sebanyak 3,3 juta sedangkan pada pengguna whatsapp data info yg bernuansa PT sebanyak 29 juta berita ( amazing ya guys )

Post truth di kembangkan dengan latar belakang :
1. Publik memilih berita yg heboh bukan yg benar
2. Publik memilih berita sensasional dan emosional

Pertaruhan penting bagi Indonesia ketika masuk  aliran PT di tengah pemilu, terdeteksi 4 instrumen besar modus operandi beroperasinya Post truth :
1. Rekayasa informasi ( Masyarakat  sulit menafsirkan )
2. Taktik konspirasi ( Create kecurigaan)
3. Mitos mitos politik (  Jayabaya create noto negoro )
4. Self fulfilling propecy ( Argumen politik dalam bentuk ramalan)

Situasi polarisasi dipilih  sebagian masyarakat yg kurang nalar serta menggerus rasionalisme dan berpikir :
1. Kurang logis.
2. Tidak base to knowledge
3. Less thingking
4. Operasionalisasi akal sehat terganggu

Solusi problem:
1. Perbanyak relawan anti hoax dengan peralatan IT   support goverment dan literasi warga secara masive
2. Bangun aplikasi fast checking pada setiap provider alat komunikasi dan pengguna internet , khusunya pengguna PC.
3. Perkuat serta perankan Toga tomas yg memiliki wawasan kebangsaan yg kuat dibuktikan dengan surat keterangan pemerintah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun