Filsafat itu pemikiran yang menggerakan zaman dan bergerak bersama zaman. Karena filsafat dapat memperkokoh pionir dalam suatu jaman.Â
Filsafat mengajari manusia untuk bertindak bijaksana, mengetahui kebenaran, dan menyadari peristiwa eksistensial. Sebelum ikut serta perkuliahan filsafat, makna pendidikan dalam benak adalah membimbing individu, membekali ilmu, transfer pengetahuan, membentuk karakter etika, dan berdiri diatas nilai sebuah angka akademik.
Mendalami filsuf Hans-Georg Gadamer saat perkuliahan filsafat pendidikan, memberi gambaran bahwa pendidikan mesti menjadi pilar penyangga yang mengakomodasi peleburan horizon interkultural.Â
Benar adanya horizon itu selalu bergerak tanpa sadar. Sama halnya dengan pengetahuan dan pemahaman manusia bisa bergerak, mengecil, dan dapat membesar.Â
Terinspirasi pada epistemologi Gadamer, pendidikan akan pengetahuan dipengaruhi kesadaran yang menyejarah (historis dan kultural). Pengetahuan bukan hanya objektif. Pengetahuan juga suatu proses yang disampaikan dengan dialog, pengetahuan dari manusia satu akan mempengaruhi pengetahuan manusia lain dan pengetahuan lingkungannya.
Manusia disebut makhluk historis atau makhluk memahami. Manusia kodratnya adalah rasa ingin memahami manusia lain, bukan hanya memahami kognitif tapi secara menyeluruh pemahaman yang melalui kesepahaman.Â
Perjumpaan dan komunikasi dengan manusia lain, menyadari bahwa setiap manusia berbeda dan perlu memahami perbedaan dalam hal komunikasi dan tradisi. Dalam perjumpaan dengan individu perlu adanya menghargai perbedaan. Perbedaan dapat menambah pengetahuan. Pengetahuan adalah horizon manusia.Â
Fungsi dari horizon adalah memahami budaya lain. Horizon mempengaruhi cara berpikir manusia, jika horizon itu luas maka manusia itu memahami (open minded). Â Dalam dunia pendidikan sebagai seorang pendidik perlu mengajak peserta didik untuk memahami pebedaan.
Wawasan ilmu pengetahuan merupakan cakrawala. Bertukar pikiran, memahami budaya, menerima kemajemukan, dan toleransi penting manusia resapi dalam hidup. Gadamer mengkritik pandangan dari positif, manusia bisa mencapai pengetahuan yang bebas prasangka/objektif.Â
Jika ingin membersihkan dari prasangka manusia harus berprasangka. Manusia tidak dapat lepas dari prasangka, namun manusia harus dapat berprasangka baik daripada prasangka buruk. Prasangka buruk memblokade horizon, prasangka baik membuka horizon manusia.
Sungguh, belajar filsafat pendidikan merupakan pengalaman peristiwa eksistensial bagi diri sendiri.