Mohon tunggu...
SETIAWATI UNPAM
SETIAWATI UNPAM Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Sesuatu yang ditakdirkan untukmu takkan pernah menjadi milik orang lain

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Sambut Ramadhan, Warga Bogor Gelar Cucurak

8 Maret 2024   09:48 Diperbarui: 8 Maret 2024   10:05 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Datangnya bulan Ramadhan merupakan salah satu momen yang paling dinantikan selama satu tahun sekali oleh ummat muslim di Seluruh dunia, seluruh ummat muslim menyambutnya dengan penuh suka cita, hal ini tergambar dari beberapa tradisi yang dilakukan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. 

salah satu tradisi yang dari dulu hingga kini masih dipertahankan oleh warga Bogor adalah tradisi Cucurak.  Cucurak atau curak-curak (bahasa sunda) memiliki arti senang-senang atau bersenang-senang. Dalam tradisinya, cucurak dilakukan dengan berkumpul bersama keluarga, teman, sahabat atau rekan kerja. 

Cucurak menjadi  semakin menggembirakan karena adanya hidangan makanan sederhana seperti nasi liwet, tahu, tempe, ikan asin, serta lalapan dan sambal yang disajikan di atas daun pisang. Hidangan itu kemudian dinikmati bersama-sama secara lesahan. Dalam masyarakat Sunda, cucurak bukan hanya sekadar kegiatan kumpul-kumpul dan makan bersama. Tradisi ini dimaknai sebagai bentuk silaturahim,  cucurak juga mengajarkan cara untuk mensyukuri rezeki dan saling berbagi dengan sesama. 

Ibu Ratna Ningsih (37) Warga Bogor selalu mengadakan cucurak setiap tahunnya, kali ini ia mengadakan cucurak bersama rekan rekan wali murid teman sekolah anaknya. kegiatan cucurak dilaksanakan diteras depan sekolah . baginya kegaiatan cucurak ini membuat mereka semakin akrab satu sama lainnya dan juga momen ini menambah ikatan kebersamaan mereka lebih dekat lagi. 

tradisi Cucurak juga tidak hanya dilakukan di rumah  saja, tapi bisa di berbagai tempat lain yang cocok untuk berkumpul. Hakikatnya inti dari  tradisi ini terletak pada kebersamaan dan berkumpulnya orang-orang terdekat untuk mensyukuri nikmat yang diberikan di waktu waktu makan yang sama, sehingga santapan sederhana terasa jauh lebih nikmat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun