Senja datang, sekejap bersahaja,
Di ufuk barat, warna jingga memudar,
Menyapa malam dengan lembut lambaian,
Menggurat harapan di langit yang kelam.
Hening menyelimuti, bintang-bintang menanti,
Kala matahari tenggelam, redup memeluk malam,
Namun dalam gelap, janji tetap terikat,
Cahaya pagi kan kembali bersinar cerah.
Di antara bayang-bayang dan remang senja,
Ada harapan yang terukir abadi,
Bahwa malam tak selamanya kelam,
Dan pagi akan datang, membawa terang.
Dalam sekejap, senja mengajar kita,
Bahwa harapan adalah lentera jiwa,
Meskipun malam panjang dan gelap gulita,
Pagi kan menjelma, membawa cahaya.
Ketika senja tiba, kita merenungi,
Perjalanan hari yang telah terlewati,
Setiap detik, setiap momen yang berlalu,
Menjadi kenangan yang takkan terlupa.
Langit senja, dengan warna yang mempesona,
Mengajarkan kita tentang perubahan,
Bahwa segala sesuatu pasti akan berlalu,
Dan yang baru akan datang menggantikan yang lama.
Di bawah naungan senja, kita menemukan kedamaian,
Menikmati sejenak keheningan yang ada,
Menghargai keindahan dalam kesederhanaan,
Meresapi makna dalam tiap helaan nafas.
Senja adalah waktu untuk refleksi,
Untuk merenungi perjalanan hidup kita,
Menyadari betapa berharganya waktu,
Dan pentingnya setiap momen yang kita jalani.
Ketika senja berakhir, dan malam tiba,
Kita tahu bahwa kegelapan bukanlah akhir,
Melainkan awal dari perjalanan baru,
Menuju fajar yang akan membawa harapan.
Dalam keheningan malam, kita bermimpi,
Tentang hari esok yang penuh dengan kemungkinan,
Membawa harapan, semangat, dan keinginan,
Untuk menjalani hidup dengan lebih bermakna.
Senja adalah pengingat yang lembut,
Bahwa hidup ini penuh dengan siklus,
Dan setiap akhir adalah awal yang baru,
Mengajarkan kita tentang kebijaksanaan.