Mohon tunggu...
_setwet14_
_setwet14_ Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

SEMOGA BERMANFAAT

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kuhadapi Badai Kehidupan Itu

7 Juni 2024   01:57 Diperbarui: 7 Juni 2024   02:00 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tengah gemuruh angin,
di bawah langit yang marah,
di sinilah aku berdiri,
tanpa perlindungan, tanpa payung.

Deru badai menyapu segala,
menerjang dengan garang dan kuasa,
namun, kakiku tetap berpijak,
tak gentar, tak tergoyahkan.

Rintik hujan bagai jarum tajam,
menusuk kulit, menembus jiwa,
namun dalam setiap tetes,
terkandung semangat yang menyala.

Guntur menggema di kejauhan,
kilat menyambar, menerangi kegelapan,
namun dalam hatiku, tak ada ketakutan,
hanya keberanian yang menjulang tinggi.

Badai ini bukanlah musuh,
melainkan ujian yang mesti kulalui,
setiap hempasan, setiap pukulan,
mengajarku makna keteguhan hati.

Aku tidak mencari perlindungan,
tidak menghindar atau bersembunyi,
karena aku tahu, badai ini,
akan membentuk diriku, menguatkan aku.

Saat angin berhenti berteriak,
saat hujan mereda perlahan,
aku akan berdiri di sini,
menyambut sinar mentari yang kembali.

Dengan hati yang lebih tegar,
dengan jiwa yang lebih kuat,
badai telah berlalu,
dan aku, kini tak terkalahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun