Mohon tunggu...
setiawan rahayu
setiawan rahayu Mohon Tunggu... -

kopi dan singkong rebus...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Andai Malaikat Makan Sambal.......

26 Januari 2011   09:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:10 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_87431" align="alignleft" width="151" caption="makan nak"][/caption] "Nak, nasi nya dihabiskan". Takut dewi sri marah ya Bu. "Bukan, kan beras mahal.  Baik bu, ucapku" Belum selesai tangan gatal ku, hinggap di mulut,  Ibu kembali menyentil. "Hayo, jangan lupa sambalnya, habiskan ya". "Kenapa, Bu ?" Kan, harga cabai mahal. Iya Bu, jawab ku lirih. Ketika, sambal yang menantang masuk ke dalam mulut ku. Rasa sambal yang pedas serasa hambar, tak terasa kenikmatan menjelajar tenggorokkan, apa lagi perut ku. "Bu, kok sambal nya aneh ?" "Iya, nak. Harga bawang dan garam pun melonjak.  Tabah ya nak, Ayah mu dah tujuh tahun gajinya belum naik-naik....." Hem, Iya, Bu. Semoga Malaikat juga makan sambal ucap ku dalam hati, sehingga jeritannya cepat terdengar oleh Tuhan......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun