[caption id="attachment_87431" align="alignleft" width="151" caption="makan nak"][/caption] "Nak, nasi nya dihabiskan". Takut dewi sri marah ya Bu. "Bukan, kan beras mahal. Baik bu, ucapku" Belum selesai tangan gatal ku, hinggap di mulut, Ibu kembali menyentil. "Hayo, jangan lupa sambalnya, habiskan ya". "Kenapa, Bu ?" Kan, harga cabai mahal. Iya Bu, jawab ku lirih. Ketika, sambal yang menantang masuk ke dalam mulut ku. Rasa sambal yang pedas serasa hambar, tak terasa kenikmatan menjelajar tenggorokkan, apa lagi perut ku. "Bu, kok sambal nya aneh ?" "Iya, nak. Harga bawang dan garam pun melonjak. Tabah ya nak, Ayah mu dah tujuh tahun gajinya belum naik-naik....." Hem, Iya, Bu. Semoga Malaikat juga makan sambal ucap ku dalam hati, sehingga jeritannya cepat terdengar oleh Tuhan......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H