Mohon tunggu...
Dedy Setiawan
Dedy Setiawan Mohon Tunggu... -

lahir untuk berpikir, berpikir untuk beriman

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

15 Menit bersama Pak Nurhadi

29 Oktober 2013   09:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:53 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, ingin saya perkenalkan, Nurhadi Hafman atau Pak Nurhadi ialah seorang koordinator pendidikan yang sering menjadi gudang motivasi bagi saya. Beliau sering menanyakan ketika saya bermasalah, dan seketika itu keluarlah kalimat-kalimat emas dari mulut beliau.

Suatu ketika beliau dengan suara samar memanggil saya. "Ded, sini! Ada masalah apa?" panggil beliau. Saya datang, duduk di sofa berwarna coklat polos tempat beliau bersandar ketika sedang waktu luang. "nggaada apa-apa kok, pak!" jawab saya pelan. Beliau mulai memancing saya, "Nggamungkinnggaada, di dunia ini masalah selalu muncul ketika masalah yang lain pergi!".

Saya mulai menceritakan beberapa kata yang tersimpan. "Begini, pak! Kenapa kadang sayanggasuka pada suatu sistem gara-gara sayanggasuka dengan salah satu orang yang menjalankan sistem tersebut?" Saya mulai bertanya. "Jadi ya gitu, seperti yang bapak bilang dulu. Ketika suatu sistem telah berjalan dengan baik dan benar, masalah tidak akan muncul dari luar, justru dari dalam, atau dari yang menjalankan sistem itu sendiri. Itu sudah hukum alam. Bahkan dalam agama sekalipun. Ketika sistem agama sudah berjalan dengan baik dan benar, pertikaian tidak akan muncul dari luar, justru dari sesame pemeluk agama tersebut.” Beliau menjeda.

Saya hanya diam. Beliau melanjutkan lagi,”Jadi begitu, kalau kamu ngga suka sama salah seorang dalam suatu system, itu memang wajar, tapi bukan berarti kamu harus ngga suka dengan sistemnya juga. Coba bayangin, misalkan salah seorang muslim melakukan pengeboman, bukan berarti Islam itu agama teroris kan?”. “Betul, pak!” saya membenarkan. “ Terus, apa solusinya, pak?”saya bertanya lagi. “Ya kamu harus bisa mengondisikan diri ketika kamu berhadapan dengan orang itu. Dan yang harus kamu ingat, sebesar-besarya masalah itu pasti bisa dicari solusinya!” Beliau mengakhiri.

Itu hanya segelintir pelajaran dari banyak pelajaran yang saya dapat dari beliau. Sekian terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun