Mohon tunggu...
Setiawan D. Nusa
Setiawan D. Nusa Mohon Tunggu... -

Ingin Melihat Matahari Terbit.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyoal Ahok di Kompasiana

24 November 2016   11:39 Diperbarui: 24 November 2016   11:56 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hello Pembaca Kompasiana!!

Politik Jakarta (Baca: Berita tentang Ahok) selalu menarik dibahas dan menjadi Headline di blog Kompasiana ini, tapi entah kenapa saya kurang tertarik dan rasanya kurang menarik untuk dibahas. Mungkin karena sudah terlalu banyak yang bahas alias sudah mainstream dan bisa jadi juga karena berita-berita yang dibahas seputar politik Jakarta banyak mengandung unsur Konflik yang memanas. Saya lebih baik menjadi penonton yang baik dan budiman.

Saya sedikit melungkan waktu mengapa topik Politik Jakarta lebih Hot dibanding Politik Daerah lain di Indonesia atau/apalagi dibanding dengan berita dinamika Politik Luar Negeri. Lebih-lebih, ruang untuk kedua topik diluar Jakarta seperti sepi peminat penulis dan pembaca.

Ada beberapa hal yang menjadi faktor.

Hal pertama yang saya amati adalah jumlah Blogger Kompasiana/ Kompasianer sangat dominan atau lebih banyak Orang Jakarta dibanding orang dari tempat dan wilayah lain dimuka bumi ini. Merupakan hal wajar jika ini menjadi sebuah fakta. Karena penulis dan pembacanya adalah orang Jakarta ya postingan dan obrolannya sekitar peristiwa di Jakarta.

Kompasiana menjadi tempat kongkow orang-orang Jakarta di dunia maya untuk membicarakan persis apa yang menjadi trending topic dilingkungan nyata mereka. Blog ini juga menjadi sarana lepas untuk menuangkan ekspresi yang tidak tersampaikan di dunia nyata.

Faktor kedua adalah mengenai isu yang berkembang di media sosial dan lingkungan masyarakat pada umumnya mengenai suku, agama, ras. Bagi sebagian orang Basuki Tjahja Purnama alias Ahok dijadikan simbol kebangkitan minoritas dan perubahan sekaligus dianggap sebagai tokoh antagonis untuk melawan kemapanan tata/pola yang sudah eksis serta perlawanan atas ‘wong cilik’.

Ini bisa jadi Iya, bisa juga Tidak. Karena yang menjadi tolak ukurnya sebagian orang. Yang pasti isu-isu yang kentara di media sosial mengenai suku, agama, dan ras di simbolisasi menjadi satu kisah yang tokoh utamanya Ahok. Ahok pun disosokan menjadi protagonist dan antagonist dalam satu frame. Sehingga hal ini melibatkan emosi banyak user dan pembaca Kompasiana.

Saya sampai kehilangan nafsu dan pikiran untuk menulis cerita apalagi mengenai Ahok karena sudah lengkap rasanya ditulis, ditanggapi oleh Kompasianer dan mungkin saja juga disensor oleh admin Kompasiana. Rasanya akan menjadi sah jika saya katakan tahun ini menjadi tahunnya Ahok di Kompasiana dan patut diberi Life Time Achievement oleh pendukung dan penyoraknya.

Terakhir, apapun itu mengenai dirinya. Salam damai untuk semua, karena disekeliling kita sedang terjadi banyak bencana alam yang luput dari liputan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun