Hallo Pembaca Kompasiana!
Ada-ada saja tingkah bulewanita yang satu ini, namanya Anna Wurtzburger. Pensiunan pegawai negeri asal New York ini merasa telah dibohongi oleh iklan ‘Jagonya Ayam’. Bagaimana tidak, iklan yang ia lihat menampilkan banyaknya ayam goreng dalam tumpukan baskom kecil ala ‘Jagonya Ayam’ yang khas itu ternyata tidak sesuai dengan pesanannya. Impian untuk bersantap bersama keluarga dengan memesan ayam goreng dalam baskom kecil itu hilanglah sudah.
Pesanan yang ia terima jauh dari gambar iklan yang ada. Tidak hanya ukuran ayam goreng yang kecil-kecil tetapi, volume banyaknya ayam goreng pun jauh dari kata ‘banyak’. Tak pelak hal ini membuat sang ibu pensiunan ini memberanikan diri untuk komplain terhadap perusahaan atas iklan dan realitas yang ada. Dan sampai-sampai ia menyewa jasa pengacara untuk memproses protesnya sampai ke meja hijau.
Pelajaran berharga bagi para produsen untuk tidak mengada-ngada dalam mempromosikan barang jualannya. Beriklanlah sepantasnya, mengedepankan asas jujur dalam berdagang lebih penting dari pada meraup untuk dari cara berbohong.
Satu hal lain yang menjadi contoh baik menurut saya adalah keberanian sang ibu untuk menempuh jalur hukum sebagai bentuk ‘protes’ atas aksi yang ia anggap tipu-tipu. Bagi wong cilik di negeri ini, janganlah pernah khawatir atau takut untuk melakukan komplain atau keluh kesah atas suatu produk yang dibeli kepada lembaga-lembaga terkait, seperti Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Karena baiknya suatu produsen dalam memproduksi barang jualannya juga didukung dari masukan dari para konsumen.
[Late post guys, dikarenakan hari senin, 24-10-2016, kemarin tidak dapat log in entah karena server error atau ganguan lainnya]
