Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan besar, yakni mengenai kesehatan seperti penyakit tidak menular dan penyakit menular. Adapun penyakit menular seperti  ISPA, Tuberkolosis dan diare yang merupakan penyakit terbanyak dalam pelayanan kesehatan.
Perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia juga menjadi salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit seperti stroke, jantung koroner, kanker dan diabetes yang saat ini menduduki peringkat tertinggi.
Presiden RI Joko Widodo melalui program nawacita nya yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia melalui pebingkatan kualitas pendidikan, kesejahteraan dan kesehatan melalui program indonesia sehat yang di fokuskan pada 3 pilar. Pertama: Paradigma sehat yaitu dengan strategi pengarasutamaan kesehatan dalam pembangunan kesehatan, penguatan promotif, preventif, dan pemberdayaan masyarakat. Kedua: Â penguatan pelayanan kesehatan dengan melakukan peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care, dan intervensi berbabis resiko kesehatan sedangkan yang ketiga: Jaminan Kesejaran Nasional (JKN) Â dengan cara perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.
Banyaknya penyakit yang dialami masyarakat Indonesia seperti katastropik, yaitu: Gagal ginjal kronik, kanker, stroke, Jantung dan lain sebagainya, menunjukkan betapa pentingnya menjaga kualitas hidup diri sendiri, keluarga maupun masyarakat. Oleh karenanya kementrian kesehatan RI secara khusus mengingatkan masyarakt untuk menjaga kesehatan melalui program gerakan masyarakat hidup sehat ( GERMAS) guna mewujudkan indonesia sehat.
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian.
GERMAS dapat dilakukan dengan cara: Melakukan aktivitas fisik, Mengonsumsi sayur dan buah, Tidak merokok, Tidak mengonsumsi alkohol, Memeriksa kesehatan secara rutin, Membersihkan lingkungan, dan Menggunakan jamban. Pada tahap awal, GERMAS secara nasional dimulai dengan berfokus pada tiga kegiatan, yaitu: 1) Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, 2) Mengonsumsi buah dan sayur; dan 3) Memeriksakan kesehatan secara rutin.
Kesehatan itu murah jika pola kehidupan kita seperti yang saya sampaikan diatas, tetapi kesehatan juga bisa mahal manakala pola hidup kita tidak baik, yang akhirnya berdampak pada pengeluaran biaya yang besar untuk pengobatan. Hingga pernah ada meme dimasyarakat mengatakan " Orang miskin di larang sakit".kejadian pahit ini sebelum adanya BPJS, orang berobat kerumah sakit takut karena tidak punya uang, bahkan sering terjadi rumah sakit menolak untuk melakukan tindakan karena pasien tidak ada biaya untuk berobat, akhirnya pasien pulang pesakitan pasrah dan menunggu ajal menjemput.
Meme itu sudah tidak berlaku lagi karena melalui program pemerintah Jokowi melalui Jaminan Kesehatan Nasional dan Kartu Indonesia Sehat ( JKN dan KIS) mengajak seluruh masyarakat indonesia untuk gotong royong dalam menuju indonesia sehat yaitu dengan ikut serta menjadi anggota Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS). maksimal tahun 2019 Orang miskin,maupun kaya dan seluruh masyarakat Indonesia wajib menjadi peserta BPJS, jika tidak akan mendapatkan sanki dari pemerintah.
Dengan iuran atau premi yang kita keluarkan setiap bulan mungkin kita merasa berat, tetapi ingatlah bahwa premi yang kita keluarkan dapat menjamin kesehatan kita dan keluarga saat kita sedang sakit dengan biaya pengobatan yang sangat besar.
BPJS saat ini sudah hadir di masing masing kecamatan, hal ini memudahkan anggota baru dalam hal pendaftaran, pembayaran iur atau premi dapat dilakukan di ATM, Bank kerjasama BPJS dan Toko Ritail (Mart)
Pengalaman saya menggunakan BPJS pada saat operasi kecil mecabut gigi 8 kiri atas di rumah sakit RSJD DR. Amino Gondho Hutomo Semarang, sepeserpun saya tidak mengeluarkan biaya  operasi, pengobatan dan rawat jalan, padahal jika tanpa BPJS biaya dapat mencapai RP.  1.000.000- Rp. 5.000.000.