Dengan sebatang pena ini
Ku beri kekuatan imagenasi,
di setiap goresan tinta-tinta basah
Yang kutuangkan di atas secarik kertas
Meramu tiap kata dan bait
Dari luahan sanubari yang lembut
Agar meresap ke sela-sela rusukmu, lalu mencairkan hati
Untukku rangkul jiwa-jiwa yang termenung
Dan melunakkan hati yang keras
Sekeras batu yang ku lubangi dengan tetesan air
Sya’irku adalah sandi-sandi yang terbaca
Menyiratkan batas-batas yang bersyarat
Menerjemahkan falsafah hidup yang tak terjamah
Dan ku kramatkan kalimat-kalimat cinta
Untuk ku robek simbol-simbol nurani keji
Agar runtuhlah negri tirani
Suaraku adalah ratapan jelata
Yang mengemis keadilan di kaki tuan
Hanya percuma menghiba dengan rintih sumbang
Lirihnyahilang diantara kebisingan
Di balik dinding penjara dunia
Namun takkan ku hapus kemalangan dan kesenangan
Biarku rangkai menjadi mantra-mantra suci
Untukku siarkan pesan hati ini
Mengajak kawan hati dalam renungan
Ku torehkan inspirasi di wajah-wajah yang peka
Agar bukan hanya air mata yang mengekspresikan rasa iba
Namun lebih dari potensi jiwa dan raga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H