Mohon tunggu...
Setia Puji
Setia Puji Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Seorang perempuan biasa yang selalu ingin belajar dan mengembangkan diri demi mengisi hidup agar lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan benar = perilaku benar.

4 Januari 2025   06:40 Diperbarui: 4 Januari 2025   07:21 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.pinterest.com/pin/879187158489183499/

Tapi bagaimanakah pendidikan yang benar itu? Apakah selama ini pendidikan tidak mendidik dengan benar? Dan siapakah yang bertanggung jawab dalam mendidik?

Belum lama saya mendengar tetangga desa tempat dulu saya tinggal, putrinya yang belum lulus sekolah tingkat pertama hamil. Bagi warga desa itu adalah sebuah aib, sebelumnya memang sudah keluarga itu sudah diingatkan agar anak remajanya tidak bergaul secara bebas dengan lawan jenis. Tapi si orangtua tidak terima hingga terjadilah apa yang sudah wajar terjadi.

Sebenarnya fenomena hamil di usia dini bukan hal yang luar biasa, bahkan jika disalahkan media sosial yang kian marak ini dan bebas untuk semua orang, di jaman saya belum ada internet, medsos baru seputar, radio, surat kabar, dan tv. Lainnya hiburan masyarakat lokal, layar tancap. Dan yang menjadi tudingan biang kerok adalah si layar tancap.

Kita menyalahkan lingkungan, media sosial dll tapi enggan bercermin dengan diri sendiri apakah sudah benar mendidik anak.

Otoritas ada dalam genggaman orang tua, kenapa jadi orang tua yang kemudian disetir oleh anak. Kerap orang tua takut mendidik disiplin pada anak karena khawatir anak jadi tidak sayang orang tua, jadi sikap serba membolehkan yang kemudian diterapkan dalam keseharian hidup yang penting anak senang, tidak rewel dll.

Sikap ga mau capek, menyepelekan dan memandang nanti anak paham dengan sendirinya adalah sikap orang tua yang tidak mau bertanggung jawab mendidik anaknya.

Bukan di sekolah sejatinya anak di didik tapi dalam keluarga dan masyarakat, karena anak menghabiskan banyak waktunya di rumah dan di lingkungannya.

Di sekolah hanya mempelajari hal-hal akademis saja, pelatihan kebiasaan baik dan akhlak semua harus diteruskan di keluarga, apa jadinya anak tanpa bimbingan orang tua?

Belum lagi tuntutan gaya hidup yang kemudian memaksa kedua orang tua mencari nafkah, anak dititipkan pada orang tua yang notabene berbeda pandangan dengan kita. Semakin jauh anak dengan bimbingan orang tua.

Lalu kita berlepas tangan jika ada kenakalan remaja yang terjadi atau malu dan menyalahkan banyak pihak kecuali diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun