Duh bagaimana dong untuk menyambung hidup dan menikmatinya kalau kita tidak bergerak mencari uang alias bekerja atau melakukan aktivitas produktif.
Apa dengan duduk tenang, rebahan di rumah kemudian uang akan datang dari langit, meski ada kemungkinan bisa tapi itu kemungkinan kecil sekali.
Tenang yang penulis maksudkan bukan mengajari kalian semua untuk bermalas malasan saja. Terlebih karena bekerja itu adalah suatu hal yang membosankan membuat stres dan pikiran dikejar kejar lainnya.
Seperti menulis demi uang, tulisan jadi sembarangan tidak memiliki jiwa. Lalu bagaimana kan hidup butuh biaya. Ya tentu saja. Kita sudah sewajarnya memenuhi kebutuhan dasar kita untuk tetap bertahan hidup.
Bertahan hidup, kalimat ini bahkan bermakna dalam ya, kenapa kita harus bertahan hidup, itu akan menjawab pertanyaan kenapa kita tidak perlu mencari uang. Karena uang adalah energi yang ada di lingkup hidup kita. Tak perlu mencari, bahkan dia menghampiri.
Ketika profesi menulis, bekerja sebagai karyawan kantor, pekerja kasar, semuanya menuntut kita untuk mencurahkan diri kita seutuhnya hingga kita tenggelam dan tidak terasa bekerja, fokus dan menargetkan yang terbaik bukan sekadar selesai.
Di sini dituntut integritas kita sebagai manusia yang bertanggung jawab dan mempersembahkan yang terbaik dari diri kita.
Maka tanpa dicari pun uang akan. Datang sendiri karena kepakaran kita dalam hal yang kita kerjakan.
Coba saja dalam bisnis kuliner, makanan seperti apa yang laris oleh pelanggan, pedagang berlomba-lomba menarik minat pembeli dengan cita rasa, tata boga bahkan tempat, dan jika pedagang menjaga mutunya maka akan timbul kepercayaan pembeli dan menjadi pelanggan tetap bahkan merekomendasikan pada orang lain. Bukankah uang datang sendiri tidak perlu di cari.
Yang harus dituntut adalah bagaimana kita berkiprah dalam masyarakat, apa yang bisa kita berikan untuk kemanusiaan sesuai dengan panggilan kita. Uang akan mengejar kita.