Mohon tunggu...
Paelani Setia
Paelani Setia Mohon Tunggu... Guru - Sosiologi

Suka Kajian Sosial dan Agama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membaca Ulang Weber

20 September 2021   08:37 Diperbarui: 20 September 2021   08:45 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: gettyimages.com

Siapa atau apa yang mempengaruhi sejarah perkembangan sosial merupakan salah satu isu sentral dalam sosiologi klasik. Di antara orang-orang terkemuka yang terlibat dalam perdebatan ini adalah Max Weber (1864-1920), yang bukunya The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (1930) menunjukkan bahwa, meskipun ide bukan satu-satunya penentu, mereka memainkan peran penting dan efektif dalam pergerakan sejarah. Buku ini menjadi karya sosiologis terkemuka, serta jembatan antara sosiologi agama Weber dan publikasi lain seperti The Religion of China: Confucianism and Taoism (1951), Ancient Yudaism (1952), dan The Religion of India: the Sociology of Hindu dan Buddha (1952).

Selain sebagai tanggapan serius terhadap penjelasan kapitalisme modern yang ada di Eropa, yang menekankan pada perkembangan teknologi, populasi, perluasan produksi, perdagangan, dan perbankan, juga penjelasan evolusionisme dari transisi agraria atau feodalisme ke merkantilisme dan modernisasi kapitalisme, karya ini berfungsi sebagai kritik mendasar dari pandangan yang berlaku pada saat itu, yaitu, relasi, sarana dan mode produksi.

Ekonomi dipandang sebagai 'fondasi' dalam Marxisme deterministik, antara lain mempengaruhi 'superstruktur' nilai, ideologi, dan politik. Weber mengambil posisi sebaliknya. Menurutnya, nilai-nilai atau ide-ide (yang diletakkan pada suprastruktur dalam Marxisme deterministik) juga dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi masyarakat yaitu, mode produksi.

Harus ditekankan bahwa, meskipun Marxisme deterministik populer pada saat itu, bukan satu-satunya aliran Marxisme yang mencoba menjelaskan perkembangan sosial. 

Hal ini menjadi krusial bila dikontraskan dengan interpretasi deterministik terhadap perkembangan kapitalisme kontemporer di Eropa. Kritik Weber tidak relevan mengingat variasi Marxis lainnya. Seperti halnya Marxisme, yang mengacu pada teknik dialektika Marx sebagai cara menafsirkan sejarah perkembangan sosial, dan yang muncul (meskipun tidak eksklusif) sebagai kritik terhadap Marxisme deterministik pada saat itu.

Salah satu alasan utama membaca karya Weber, khususnya bagi para sarjana Ilmu Agama, adalah karena metodologinya---misalnya, konsep pendekatan interpretif dan subjektif---yang kemudian menjadi salah satu prosedur fundamental ilmu sosial dalam memahami fenomena keagamaan. Pendekatan ini khas dari sosiologi Weber, yang juga merupakan kritik terhadap sosiologi positivistik, yang menekankan pada dunia objektif atau data yang terkait dengan hal-hal yang dapat dikuantifikasi atau diukur secara objektif.

Karya Weber juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap teori aksi sosial yang secara paradigmatik memposisikan orang sebagai agen aktif yang signifikan daripada agen pasif, seperti yang dilakukan oleh paradigma fungsionalisme strukturalis -- dan, pada tingkat yang paling ekstrem, bahkan sebagai sesuatu (a thing) dalam interaksi interpersonal dan sistem sosial. 

Ini dapat dilihat, misalnya, dalam pernyataan Weber bahwa moralitas Protestan (sebagai "ide") berpotensi mengubah struktur masyarakat di Eropa dengan mempromosikan kapitalisme modern.

Etika Protestan

Definisi Weber tentang etika Kristen Protestan, khususnya seperti yang dipraktikkan oleh organisasi-organisasi puritan seperti Calvinis, Pietis, Metodis, dan Baptis, adalah etos kerja berorientasi dunia yang mencakup bekerja dengan rajin untuk membatasi penggunaan laba sambil mencari akumulasi laba dan investasi. Menurut Weber, etos ini diambil dari teologi Protestan, yang terangkum dalam tiga ajaran: gagasan tentang panggilan, takdir, dan asketisme duniawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun