Perubahan sosial dan perkembangan zaman menyebabkan banyaknya bermunculan topik-topik baru yang wajib dipelajari oleh ilmu pengetahuan termasuk sosiologi. Topik-topik seperti media sosial, budaya selfie, keamanan dan privasi online merupakan isu yang sekarang sudah kompleks. Bahkan, termasuk sensitif.
Topik-topik tersebut adalah bagian dari kursus baru yang harus disusun di berbagai level pendidikan, termasuk di Indonesia, dan perlu disadari bahwa topik tersebut tidak boleh dilihat sebagai pilihan lunak/ dianggap sepele.
Topik-topik tersebut akan berkorelasi pada kualifikasi yang mencakup pada penelitian berbasis bukti tentang globalisasi, seperti studi tentang mengapa banyak anak muda mengklaim mereka tidak dapat hidup tanpa internet dan bagaimana pria dan wanita berperilaku berbeda saat online (di media sosial).
Dengan lebih dari 1,3 miliar orang di Facebook, lebih dari satu juta selfie diposting setiap hari dan lebih banyak orang di seluruh dunia yang memiliki akses ke ponsel (6 miliar).Â
Kita akan menganalisis bagaimana masyarakat mengelola dampak positif dan dampak negatif dari, misalnya, kebebasan informasi, privasi, keamanan online, kesetaraan akses ke teknologi dan stereotip gender.
Apabila topik-topik tersebut dimsaukkan dalam kajian sosiologi secara umum, dapat dibagi menjadi tiga bagian fokus.
Pertama, melihat tema inti sosiologis seperti sosialisasi, budaya, identitas dan kekuasaan, yang kedua, melihat metode penelitian, termasuk analisis data dengan mempertimbangkan ketidaksetaraan, kelas, jenis kelamin, etnis dan usia, dan yang ketiga, berfokus pada globalisasi, memungkinkan kita dan para pelajar di sekolah/kampus untuk mengeksplorasi berbagai metode penyelidikan sosial dan mengembangkan pemahaman mereka tentang proses, perubahan, dan kebijakan sosial.
Alhasil pentingnya kajian tersebut harus diaplikasikan dalam silabus-silabus di sekolah/sekolah atau universitas dengan konten baru yang menarik yang menangani beberapa masalah terbesar yang dihadapi masyarakat saat ini.
Globalisasi dan komunikasi digital mengubah pekerjaan, keluarga, dan kehidupan, hiburan, hingga pilihan makanan. Tidak ada sosiologi yang lengkap tanpa mewajibkan untuk mempelajari bagaimana orang menanggapi aturan baru desa global digital adalah hal yang akan sangat terlambat.
Jika hal ini sudah masif dilakukan, pelajar/mahasiswa akan menerapkan teori dan metode sosiologis untuk mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan penting seputar sensor online; bagaimana mengawasi gelombang kejahatan terorganisir global yang meningkat; jika budaya selfie mendorong seksualisasi gadis-gadis muda; apakah jejaring sosial menyatukan atau mengisolasi orang; dan peran digital jaringan dalam menciptakan komunitas virtual. Kesemua itu bisa dilakukan oleh semua orang.