Manusia sebagai makhluk sosial melakukan interaksi dengan manusia lainnya. Melalui interaksi ini suatu masyarakat terbentuk. Masyarakat ialah kumpulan manusia yang hidup dalam suatu wilayah dan memiliki tujuan hidup bermasyarakat.
Dalam sejarahnya interaksi manusia identik dengan hubungan sosial dinamis yang dilakukan secara langsung (tatap muka) melalui komunikasi atau kontak sosial yang bertujuan mengirimkan pesan agar dipahami oleh kedua belah pihak. Namun demikian, interaksi semakin hari semakin berkembang dan tidak hanya bersifat langsung.
Baca juga : Membentuk Masyarakat Digital di Era Transformasi Digital
Lantas, apa yang dimaksud dengan masyarakat digital?
Manuel Castells seorang profesor Sosiologi dari University of Catalunya, Spanyol menulis buku yang digunakan oleh sarjana sosial dalam mengamati perubahan perilaku dan interaksi manusia modern, yang berjudul The Network Society: A Cross-cultural Perspective (2004).
Dalam bukunya Castells menggunakan istilah kelahiran masyarakat abad 21 dengan masyarakat jejaring (network society). Masyarakat jejaring adalah masyarakat yang struktur sosialnya adalah jaringan dengan mikro-elektronik berbasis informasi digital dan teknologi komunikasi.
Adanya teknologi digital sebetulnya bertujuan untuk efisiensi dan produktifitas manusia. Teknologi digital yang biasa kita temukan sehari-hari adalah smartphone (gawai) dan komputer. Melaui kedua alat tersebut sebuah pekerjaan menulis misalnya, bahkan bisa cepat dan hasilnya lebih bagus dari menulis manual di kertas.
Baca juga : Masyarakat Digital Jadi Lebih Konsumtif di Tengah Pandemi Covid-19, Kok Bisa?
Lebih jauh, melalui teknologi digital pula manusia dapat dengan mudah berinterkasi dengan manusia lain bahkan hingga ke belahan bumi manapun. Ataupun mencari dan menemukan informasi yang diinginkan sesuai kebutuhan dimana pun dan kapan pun.