Mohon tunggu...
Paelani Setia
Paelani Setia Mohon Tunggu... Guru - Sosiologi

Suka Kajian Sosial dan Agama

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Belajar dari "Catenaccio" dalam Menghadapi Pandemi Corona

29 April 2020   19:10 Diperbarui: 29 April 2020   19:04 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: internazionale.fr

Alih-alih bertahan total, taktik ini adalah bertahan untuk mengawali serangan secara skematis. Oleh karena itu, Catenaccio banyak dianut tim-tim Italia periode 1960 hingga 1970-an. 

Bahkan, ketika digunakan timnas Italia pada Euro 1998, taknik ini berhasil mengantarkan Italia menjadi juara. Kala itu, legenda seperti Franco Baressi, Paulo Maldini, Alesandro Nesta, hingga Giogio Chiellini, lahir dari sistem Catenaccio ini.

Jayeek Chatterjee dalam tulisannya yang berjudul Football Tactics For Beginners: Catenaccio, merilis alasan Karl Rappan menggunakan taktik ini sehingga berkembang dan meraih sukses.

Pertama, cocok bagi para pemain yang secara fisik dan teknis tidak mampu menantang tim yang lebih kuat. Kualitas fisik yang rentan menurun ditambah taktik yang dianggap belum berhasil diterapkan dalam tim, bisa memainkan taktik ini, khususnya menghadapi tim yang jauh diatasnya.

Kedua, menghilangkan individualisme dalam masing-masing pemain, alias menghilangkan faktor kebintangan secara istimewa ketika di lapangan.

Meski demikian, taktik ini justru seringkali disamakan dengan negative football. Padahal dalam prakteknya Catenaccio berbeda dengan negative football yang identik dengan taktik kotor dan identik dengan pecundang.

Namun, negative football juga sering digunakan oleh palatih-pelatih dunia saat ini. Misalnya, dalam laga Liga Champions antara Celtic Vs Barcelona tahun 2011. Pelatih Celtic kala itu Neil Lennon memilih menggunakan negative football dengan menumpuk 10 pemain di pertahanan sehingga sukses memenangkan pertandingan 2-1. 

Gelaran Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan juga dipercaya tidak luput dari banyak pelatih yang menggunakan taktik ini. Terbukti dari 64 pertandingan hanya tercipta 150 gol tercipta, jumlah terminim sejak diberlakukan format 32 tim sejak 1998. Dan yang terakhir, Liverpool menjadi korban dengan dua kali kekalahan dalam lanjutan Liga Champions 2018-2019 oleh Atletico Madrid.

Baru-baru ini taktik negative football ini juga sering disebut taktik "Parking Bus" yang diperkenalkan oleh manajer Jose Mourinho. Uniknya Mourinho mempraktikan taktik ini di beberapa tim yang berbeda, Inter Milan, Chelsea, dan Manchester United dengan memperoleh gelar bergengsi di tim-tim tersebut.

Begitulah sepak bola, karena tujuannya adalah kemenangan, maka tidak diharamkan bagi pelatih untuk menggunakan taktik apapun termasuk Catenaccio atau negative football. Karena dengan begitu, keindahan sepak bola dapat terlihat. 

Apalagi dalam sepak bola modern yang sudah kental dengan industri dunia baru. Dinamisme sepak bola berkembang sangat cepat yang melibatkan unsur-unsur lain, utamanya ekonomi, sosial, hingga politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun