Mohon tunggu...
setia ningsih
setia ningsih Mohon Tunggu... -

sekarang saya sedang menyelesaikan pendidikan s1 di UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ukuran Kebahagiaan

2 Mei 2015   22:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:26 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aduuh liburan gini enaknya ngapain ya???

**

Kebanyakan temanku merasa senang dan bahagia ketika tanggal merah. Tapi, berbeda denganku. Disaat liburan tiba, rasanya tuh galau banget dan ingin menangis. Tahukah kalian, mengapa? Pasalnya tuh aku seorang perantauan. Mustahil dong kan ya kalau aku menghabiskan waktu liburan yang hanya 3 hari untuk pulang ke rumah? Jelasnya buat mahasiswa yang rumahnya dekat dengan kampus pasti berbondong-bondong pulkam (pulang kampung). Nah loh, lalu bagaimana denganku? Apa yang akan kulakukan di kamar besar yang aslinya dihuni 8 orang kini penghuninya tinggal 2 orang saja. Hanya aku dan Memes disini.

Ku lihat kantin di belakang kampus yang biasanya ku tumpahkan keringat, ternyata tutup. Waah, ini merupakan masalah buatku. Masalah banget tentunya. Biasanya aku bisa memenuhi saku bajuku, kini untuk 3 hari kocekku kosong melompong. Aduuh, kasian sekali kamu kocek.. sabar ya, sekejap aku akan mengisimu kembali.. hehehe

Aku pernah dengar tu sob dari salah seorang guruku ketika aku SMA, katanya “kalau kamu ingin sukses, jangan kamu samakan antara waktu efektif untuk belajar dan bermain.” Ketika kamu berada pada waktunya belajar, ya digunakan untuk belajar. Dan ketika hari libur, ya digunakan juga untuk liburan. Lalu aku harus bagaimana? Ini kan waktunya liburan.. ya sudah deh, aku ikut kata guruku saja. Aku memilih menghabiskan waktu liburanku selama 3 hari untuk mengurung diri bersama temanku, Memes.

Mengurung diri? Haha, gimana tidak? kami tuh hanya keluar kamar kalau cacing perut memanggil dan minta asupan. Keluar hanya untuk cari makan. Cari makan? Beli makan maksudnya. Hehe. Celoteh tanpa ragu, aku bertanya dengan Memes yang kutahu ayahnya bekerja sebagai nelayan. “ayahmu kalau pulang dari laut berapa hari sekali say?”. “satu minggu sekali bro”. Wah, lama juga ya sobat pembaca. Aah tidak juga kok, aku saja hampir setahun tak berjumpa dengan ayah dan keluargaku. Kalau itu ya, mahasiswa pasti ada yang mengalamiya, hehe.

Ya, tidak berjumpa dengan keluarga karena kebutuhan mencari ilmu tidak jadi masalah ya kan sob? “aku tak pernah berkhayal apalagi bermimpi bisa kuliah di seberang Sumatera, entah apa sebabnya aku pun tak tahu.” Terdengar suara Memes yang berada di sampingku dan melanjutkan omongannya. “ayahku sebagai nelayan pencari ikan yang pulang seminggu sekali, bahkan terkadang kepulangannya dengan tangan kosong tanpa hasil. Kejadian itu bukan hanya sekali, bahkan pernah terjadi 2 minggu berturut-turut ketika aku masih SMA.” “Wah, terus gimana dong kebutuhan makan keluargamu Mes?” tanyaku. “syukurnya kami tinggal di tepi pantai, jadi kami bisa mencari ikan-ikan teri yang terdampar di tepi”. Masya Allah, betapa mirisnya hati ini mendengar kehidupannya yang sedemikian rupa. “tapi aku dan keluargaku tetap merasa bahagia” lanjutnya. “Loh bagaimana kok bisa begitu?” tanyaku kembali. “dengan mencari ikan di tepi, keluarga kami jadi semakin romantis karena suasana kebersamaan” jawabnya.

“Bahagia adalah kepuasan batin yang kita rasakan”. Ketika hati sudah merasa damai dan tenteram, itulah bahagia. Bahagia bukan apa kata orang, bahagia adalah apa yang kita fikirkan. Dan bahagia bukan pula diukur dengan banyaknya uang. Banyak artis bahkan pejabat tinggi yang kita tahu banyak uang bahkan hidupnya mewah, tapi tidak pernah merasakan kebahagiaan. Seperti sekarang kita jumpai banyaknya artis yang kawin cerai. Na’udzubillaah. Dan bahagia bukanlah tanggal merah bagi mahasiswa. Hahaha

:Setia Ningsih,UIN Malang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun