Apakah kamu pernah menyukai sesuatu ataupun seseorang yang tidak bisa lepas dari pikiranmu? Sama, Akupun merasakannya demikian. Namaku Natasya Shina, biasanya aku dipanggil Ata. Seperti kataku tadi, Aku menyukainya. Pertama kali Aku bertemu dengannya Aku langsung menyukainya. Pertemuanku denganya bagaikan rumus metematika, firman dalam agama, juga dalam pemeliharaan alam semesta. Yaitu tidak dapat dipikir menggunakan logika. Dia adalah musik dan dance.
Berkat ketekunan dan semangat berlatih terus-menerus secara rutin, kini hal itu membawa nasib baikku pada hari ini yaitu hari esok sesudah kemarin. Sebelum datangnya keberuntungan menghampiriku,
Flashback 6 tahun yang lalu
"Ata! Waktunya makan siang!"suara Mama auto memecahkan suasana dalam kamarku. Ya saat ini aku sedang berlatih dance, bukan untuk apa-apa Aku hanya senang melakukanya.
"ya, Ma!"
"kok lama?kamu pasti berlatih lagi"tanya dan juga duga Mama kepadaku. Dan tentu Aku-pun tak perlu menjawab pertanyaanya karena pasti Mamapun sudah tahu.
"sebenarnya rencanamu apa sih ta? Mama bingung sama kamu, selama ini kamu hanya berlatih dance terus-menerus tanpa ada rencana"Aku diam tak menjawab pertanyaan Mama karena sungguh selama ini Aku melakukannya bukan karena sesuatu tapi memang real karena kumenyukainya.
Papa yang sedari tadi diam memutuskan perbincangan Mama dan Aku."udah,tidak usah bahas itu lagi. Ata bagaimana persiapanmu untuk besok?"tanya Papa kepadaku."sudah selesai pa". Besok adalah hari pertamaku masuk kuliah, semoga besok berjalan dengan baik.
Hari ini adalah hari pertama aku kuliah, Aku keluar dari tempat parkir dan hendak menyebrang. Dari sebrang Aku melihat dengan jelas sebuah gedung besar bertuliskan Universitas Pancasila. Disanalah kehidupan kuliahku yang baru. ".....dan yang terakhir ini adalah ruang music, biasanya ruangan ini juga digunakan untuk latihan club tari dan dance. Apakah ada yang perlu ditanyakan"seorang kakak tingkat yang mendampingi mahasiswa baru ."setelah jam istirahat ini kalian berkumpul di ruang multimedia!"seru seorang kakak kating lainya.
Sebuah tepukan dipundak telah membuatku kaget.
"mari berkenalan dan menjadi teman" seorang perempuan berpostur hampir sama denganku hanya dia sedikit berisi dan agak pendek. Bingung denganku yang tidak segera menjawanya dia memetikkan jarinya, dan hasil Aku terkaget lagi dibuatnya. Aku memang kebiasaan tidak langsung menjawab pertanyaan seseorang dan memilih berpikir lagi.
