Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Peringatan di Dinding Kereta

25 Oktober 2014   21:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:45 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

/1/ Dilarang Membawa Senjata Tajam


Tak mungkin kutanggalkan senjata
yang lebih tajam dari pedang.

:Lidah.

Namun, akan kucoba menjaga,
agar kata tak menggores luka.

Cawang, 24 Okt 2014

/2/ Dilarang Membawa Binatang

Binatang berkembang biak dalam dada,
tak terlihat mata penjaga.

Menapaki dunia serba tergesa,
mereka bisa menyalak kapan saja.
Serapah mengotori lantai kereta.

Peliharalah rumpun kesabaran.
Sebab dalam tutur kata tercermin siapa kita.

nDepok, 24 Okt 2014

Setiyo Bardono
http://setyakreta.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun