Aku ingin lekas menulis puisi,
namun kata-kata dalam hati
setenang air mineral dalam kemasan,
menatap rumah dan pohon berlarian.
Semua menanti puncak kecepatan
tiga ratus lima puluh kilometer per jam.
Ratusan mata kamera siap siaga
mengabadikan dan mengabarkan pada dunia.
Namun kita harus sabar menunggu,
tulisan selamat datang di kereta cepat