Penggunaan Atabela akan mempermudah saat pemeliharaan tanaman karena alat sudah didesain untuk larikan gogo. Pada teknologi Largo Super menggunakan penanaman pola legowo 2:1. Jadi antar larikan disela dengan legowo. Fungsinya untuk memberikan efek pinggiran sehingga mendapat pencahayaan bagus dan lebih intensif sehingga perkembangannya bagus.
Kepala Balitbangtan, Muhammad Syakir mengoperasikan alat tanam benih langsung. Foto Setiyo
Pola tanam larikan gogo (Largo) mempermudah pemeliharaan saat menyiangi rumput karena ada legowonya. Pemupukan juga lebih mudah dan efektif juga karena pupuknya ditaruh di tengah larikan. Selain itu, tingkat kelembaban menjadi lebih rendah sehingga menurunkan perkembangan organisme.
Nah, untuk itulah kami blusukan ke lokasi pilot project sekaligus peluncuran teknologi Largo Super dan panen padi gogo.  Hamparan padi bernas menguning menyambut langkah kami. Acara panen padi pun dikemas unik. Kepala Balitbangtan, Muhammad Syakir  datang ke lokasi dengan menaiki kuda yang bisa bergoyang diiringi musik dangdut. Sepertinya kuda tersebut penggemar berat Nella Kharisma pendendang lagu dangdut hits "Jaran Goyang".
Kepala Balitbangtan datang ke lokasi Panen Padi Gogo dan Launching Teknologi Largo Super menaiki Jaran Goyang. Foto Setiyo
Bersama beberapa pejabat, Kepala Balitbangtan memulai prosesi panen padi gogo dengan menggunakan sabit kemudian mencoba mesin panen modern. Kepala Balitbangtan juga mencoba Atabela (alat tanam benih langsung) yang sudah didesain sesuai pola tanam Legowo 2:1. Ia juga sempat berdialog dengan para petani serta memberikan bantuan paket teknologi Largo Super pada 6 kelompok tani.
Suasana panen padi gogo di Desa Banjareja, Kecamatan Cipuring, Kebumen. Foto Setiyo
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Balitbangtan mengungkapkan hasil paket teknologi Largo Super ini ternyata tak mengecewakan. Data dari tim BPS yang telah melakukan ubinan terhadap beberapa titik pertanaman Largo, produktivitas padi di lahan kering di demfarm ini dapat mencapai 7.9 ton/ha. Capaian ini meningkat hampir 3 ton dibandingkan hasil panen padi sebelumnya sekitar 4 ton/hektar.
Kepala Balitbangtan optimis teknologi Largo Super bisa diterapkan secara lebih luas lagi di sentra-sentra lahan kering lainnya di Indonesia. Kegiatan scaling up ini akan dikawal oleh Peneliti dan Penyuluh BPTP Balitbangtan di 33 Provinsi.
Seusai blusukan di hamparan padi sawah lahan kering, kami pun menuntaskan hasrat tertunda: mencoba Sate Ambal dan tempe mendoan yang muantap surantap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Inovasi Selengkapnya