Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Digicoop, Smartphone 4G Karya Anak Bangsa

13 Januari 2017   10:54 Diperbarui: 13 Januari 2017   11:12 1422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Smartphone 4G Digicoop Karya Anak Bangsa telah diproduksi massal di pabrik perakitan elektronik Cikarang. Kehadiran smartphone 4G ini diharapkan menjadi langkah awal menjaga Kedaulatan Digital Indonesia.

Produksi massal Smartphone Digicoop merupakan hasil kerjasama Koperasi Digital Indonesia Mandiri (KDIM) dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), PT. Jalawave Integra, PT. VS Technology Indonesia, dan PT TSM. Produksi perdana Smartphone Digicoop ditinjau langsung oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir pada Rabu (11/1/2017).

Nasir mengatakan Kemenristekdikti selalu mendorong hasil inovasi karya anak bangsa. Ia menekankan agar riset-riset yang dihasilkan anak bangsa jangan sampai hanya berhenti di perpustakaan, tetapi harus dikomersialisasikan sehingga manfaatnya dapat dirasakan masyarakat.

Melalui skema pendanaan inovasi perguruan tinggi di industri, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada tahun 2016 memberikan pendanaan kepada ITB untuk mengembangkan dan menghilirisasikan produk smartphone 4G. 

Menristekdikti saat meninjau produksi perdana Smartphone Digicoop, di PT VS Technology Indonesia, Cikarang (foto Setiyo)
Menristekdikti saat meninjau produksi perdana Smartphone Digicoop, di PT VS Technology Indonesia, Cikarang (foto Setiyo)
Melalui berbagai riset, ITB berhasil mengembangkan ponsel pintar dengan berbagai fitur seperti short message service (SMS), browsing, VOIP Call dan streaming youtube. Model smartphone ini telah mendapatkan sertifikasi TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) sebesar 20,2% pada akhir 2016.

KDIM mengadopsi Smartphone Digicoop hasil inovasi anak bangsa ini hingga bisa diproduksi massal untuk diberikan kepada anggota koperasi untuk menjalankan bisnis digital. Smartphone Digicoop berisi berbagai aplikasi koperasi dan aplikasi umum yang terkoneksi ke platform bisnis koperasi. Smartphone ini akan menjadi interface antara anggota dan koperasi.

Ketua Umum KDIM, Henry Kasyfi mengatakan bentuk koperasi merupakan badan hukum yang tepat untuk melakukan penjualan ponsel pintar ini. Mengenai spesifikasi, Henry mengatakan sama dengan smartphone yang beredar di pasaran, namun Digicoop punya banyak keunggulan dari sisi manfaat yang bisa dirasakan oleh anggota koperasi.

KDIM dibentuk sembilan bulan lalu oleh Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). KDIM bertujuan mewujudkan kedaulatan digital Indonesia dengan pelayanan penggunaan teknologi digital oleh para anggotanya.

Smartphone Digicoop akan diberikan pada anggota KDIM yang sudah membayar simpanan pokok dan simpanan wajib selama 12 bulan senilai total Rp 1,3 juta. Selain sebagai tanda keanggotaan, smartphone ini juga menjadi alat bagi anggota untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan bisnis digital koperasi. Pendaftaran keanggotaan koperasi bisa melalui www.koperasidigital.id.

“Hanya dengan menabung di koperasi para anggota akan mendapatkan ponsel pintar buatan anak bangsa. Setiap dua tahun sekali ponsel tersebut akan diganti dengan tipe terbaru,” jelas Henry.

Smartphone Digicoop dirancang untuk menjadi platform ekonomi digital berbasis kerakyatan yang memberikan berbagai manfaat bagi anggotanya. Semua pendapatan digital akan dikembalikan ke anggota dalam bentuk pembagian keuntungan koperasi (SHU). Tiap anggota juga akan mendapat email dan cloud gratis.

Smartphone ini juga dilengkapi dengan sistem iklan digital canggih yang tidak menganggu aktivitas pengguna. “Pendapatan iklan akan dibagikan kepada anggota. Uang yang masuk bisa digunakan oleh anggota untuk membeli pulsa dan lain-lain,” terangnya.

Henry berharap model bisnis ini bisa menjadi model nasional yang dapat menegakkan teknologi digital yang mandiri. Anda berminat memiliki Smartphone Digicoop ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun