Dengan menanggung beban luka, pengembara menyusuri dunia maya. Di sepenggal perjalanan ia menemukan danau dengan air yang berubah-ubah warnanya, dari bening, abu-abu, keruh, hitam pekat, hingga aneka warna.
Saat hendak mencuci muka, pengembara melihat wajah dirinya di permukaan air. Wajah yang asing, seperti bukan dirinya. Ketika air berubah warna, wajahnya juga berubah, dari tenang menjadi garang. Siapakah engkau? tanya pengembara.
Lamat-lamat terdengar lirih suara, "Aku wajah lain dari dirimu."
Pengembara bangkit dan menginjak-injak wajah itu. "Bukan, kamu bukan wajahku," katanya sambil mengacungkan jari telunjuk. Wajah di permukaan air hanya terdiam memantulkan sesosok wajah yang marah.
Dengan terengah-engah, pengembara bergumam kesal: Suatu ketika, jika tanda-tanda ketidakpastian hati dan keriuhan suasana meliputi seluruh negeri maka tempat ini kuberi nama SITU WARAS.
Seketika angin berhembus kencang menggugurkan dedaunan.
KRL Commuterline, 13/12/16
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H