Paijo bersiap menunggu kereta terakhir yang akan masuk di jalur dua stasiun Bogor. Wadi, seorang PKD stasiun Bojonggede melaporkan sebuah tas jinjing warna hitam ketinggalan di bagasi gerbong tiga. Pemiliknya perempuan cantik. Menurut pengakuan pemiliknya, tas itu berisi: handphone, dompet, alat kosmetik, dan amplop cokelat berisi uang sepuluh juta rupiah.
"Sepuluh juta?" tanya Paijo heran.
Saat kereta merapat, Paijo bergegas masuk ke gerbong tiga. Patokannya bagasi dekat pintu dua dari depan. Ia tak mau tangan-tangan tak bertanggung jawab mendahuluinya. Paijo bernafas lega saat melihat tas jinjing hitam masih tergeletak di bagasi.
"Ada apa bos?" tanya seorang Walka yang sedang memeriksa rangkaian.
"Ini ada tas ketinggalan. Alhamdulillah masih aman. Kabarnya ada uang sepuluh juta di dalam tas ini."
"Hah... sepuluh juta?"
Di pos pengamanan, Paijo membuka tas itu dengan tangan sedikit gemetar. Walka dan PKD lainnya menyaksikan dengan penasaran. Sebagai petugas keamanan, ia harus bisa menjaga amanah. Walaupun isi tas penumpang yang ketinggalan sangat berharga, ia tak boleh tergoda.
Ketika tas terbuka, Paijo terhenyak. Secara refleks tangannya melemparkan tas itu. Seisi ruangan terkejut dan mundur beberapa langkah. Bunga aneka warna dan daun-daun kamboja berserakan di atas meja.
Paijo bergegas menghubungi Wadi. "Gimana bos, sudah ketemu tasnya?" tanya Wadi.
"Perempuan itu sekarang dimana?" Paijo balik bertanya.
"Masih di pos. Emang kenapa?"