Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dua Inovasi Lemari Es Tanpa Listrik Berjaya di Ajang Internasional

23 Oktober 2015   23:12 Diperbarui: 23 Oktober 2015   23:13 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Lemari es tanpa listrik ciptaan dua siswa kelas 6 SD Al Azhar 14 Semarang meraih medali perunggu di ajang Korea Advanced Institue and Technology (KAIST) di Daejon, Korea Selatan pada 17 - 18 Oktober 2015. Sebelumnya, karya inovasi kulkas tanpa listrik mengantarkan dua siswi SMA Negeri 2 Sekayu, Sumatera Selatan menyabet 2 award dalam Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2014 di Los Angeles, Amerika Serikat pada 11-16 Mei 2014.

Dengan karya ilmiah berjudul Green Refrigerant Box, Muhtaza Aziziya Syafiq dan Anjani Rahma Putri meraih the Development Focus Award senilai US$10,000 dari the U.S. Agency for International Development (USAID). Mereka juga meraih penghargaan senilai US$1,000 di kategori Engineering, Materials & Bioengineering. Intel ISEF 2014 diikuti oleh lebih dari 1.700 ilmuwan muda yang dipilih dari 435 kompetisi di lebih dari 70 negara di seluruh dunia.

Green Refrigerant Box (kulkas tanpa freon dan listrik) karya siswi SMAN 2 Sekayu ini menggunakan kayu Gelam sebagai solusi alternatif untuk pendingin buah-buahan dan sayur-sayuran. Dalam waktu 2 jam 20 menit, suhu semula 28 derajat celcius mampu turun menjadi 5,5 derajat celcius.

Sementara lemari es tanpa listrik karya Arya Nardhana Syariendrar dan Sanika Putra Ramadhan dari SD Al Azhar 14 Semarang berbahan stereofoam, pasir, dan air dingin.  Lemari kotak dari stereofoam itu diutak-atik sehingga menjadi lemari es yang mampu membuat sayuran bertahan hingga tujuh hari.

Menurut Arya, cukup mudah membuat lemari pendingin tanpa listrik, karena yang dibutuhkan di antaranya hanya kotak stereofoam. Di dalamnya lalu diletakkan kaleng biskuit untuk menyimpan buah dan sayur. Sekeliling rongga antara kaleng dan kaleng stereofoam lalu diisi pasir dan air dingin untuk menjaga suhu di dalam kaleng tetap sejuk.

Lemari es tanpa listrik karya siswa SD Al Azhar 14 Semarang berhasil memukau dewan juri yang juga peneliti dan dosen KAIST. Mereka berhasil menyingkirkan puluhan peserta dari delapan negara.

Semoga makin banyak karya anak bangsa yang mengharumkan nama Indonesia dengan berkiprah dan menjadi juara di ajang internasional. Semoga karya-karya tersebut bisa terus dikembangkan agar bisa dinikmati manfaatnya oleh masyarakat luas.

Sumber tulisan

http://regional.kompas.com/read/2015/10/21/16142391/Buat.Kulkas.Tanpa.Listrik.Tim.SD.Al.Azhar.Semarang.Juara.Tiga.di.Seoul

http://www.merdeka.com/peristiwa/buat-kulkas-tanpa-listrik-2-siswi-sma-sekayu-raih-award-di-as.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun