Mohon tunggu...
Muhammad Imam Styawan
Muhammad Imam Styawan Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Literasi

Jika kau bukan anak raja dan kau bukan anak ulama besar, maka menulislah - Imam al-Ghazali

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Menulis Sebagai Manifestasi Diri

9 Desember 2024   08:32 Diperbarui: 9 Desember 2024   11:35 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Waktu luang merupakan waktu yang begitu berharga bagi setiap orang. Dapat digunakan untuk aktivitas yang produktif bahkan juga dapat digunakan sebagai waktu untuk istirahat atau rebahan. Tergantung bagaimana menggunakannya dengan baik. Namun, tidak bagi orang yang berpikiran berkembang. Waktu luang akan digunakan sebaik mungkin dengan aktivitas yang positif dan produktif.


Menggunakan waktu luang yang produktif akan berpotensi bagi diri lebih baik dari sebelumnya. Karena akan menciptakan sebuah inovasi dan daya kreatif baru bagi diri sehingga dapat memberikan manfaat bagi dirinya maupun bagi orang lain. Salah satu manifestasi diri yaitu menulis. Menulis salah satu bentuk perwujudan diri dalam menuangkan gagasan atau ide untuk dituangkan melalui tulisan. Lewat tulisan yang ditulis akan mengembangkan daya kreativitas.


Namun, apakah menulis harus menunggu waktu luang? Tidak, menulis tidak harus menunggu waktu luang. Bahkan sebaiknya kita meluangkan waktu untuk menulis. Menulis sebenarnya tidak berat asalkan kita punya kemauan. Hanya membutuhkan 10 sampai 20 menit kita sudah dapat menghasilkan tulisan. Tulis saja tulisan yang ringan dan renyah untuk dinikmati. Misalnya pengalaman pribadi dan yang dialami sehari-hari itu sudah menjadi bahan tulisan kita.


Dalam menulis ada berbagai tahapan yang harus dilewati dan dihadapi. Tahapan pertama, sebagai penulis pemula membaca salah satu hal wajib yang harus dilakukan. Karena penulis yang baik adalah penulis suka membaca buku. Kalau mau jadi penulis syaratnya harus baca. Kunci sebagai seorang penulis harus membaca. Tahapan kedua, penulis sering-sering membaca tulisan orang lain dengan begitu kita tahu bagaimana gaya penyampaian dalam menulisnya. Kita amati, tiru, dan modifikasi.


Tahapan ketiga, penulis tidak memunyai rasa puas atas tulisan yang dihasilkan. Dia akan terus menerus belajar. Belajar dengan sungguh dan pantang menyerah. Dengan begitu tulisan yang hasilkan akan berbobot. Tahapan keempat, tahan terhadap kritikan dan saran. Lewat kritikan dan saran itulah tulisan kita akan lebih baik. Karena kritik salah satu sarana untuk memperbaiki tulisan jauh lebih baik dari sebelumnya.

Blitar, 9 Desember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun