Mohon tunggu...
labeebah hwa
labeebah hwa Mohon Tunggu... Lainnya - ما يلفظ من قول إلا لديه رقيب عتيد

bukan siapa siapa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentangnya

29 November 2020   21:40 Diperbarui: 29 November 2020   21:41 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menemui hari terus berganti
Setiap sudut letaknya tak rela terlewati
Siang menyapa menyadarkan fikiran
Menjemput malam melupakan beban

Rintihan suara hati menyelimuti
Bisikan perlahan melebur dipalung
Rasa tentang hal yang membingungkan sebenarnya
Entah rasa untuk bersinggah sesaat
Atau penikmat lara saat menjumpainya

Desir ketenangan memaksanya bersama
Seperti jernih air bercampur lumpur
Gelagap sendi-sendi raga membuyarkan kesadaran
Yang mustahil apungkan puing kehidupan

Mencari letak kebingungan akan perasaan
Menyalami rindu dikejauhan
Terkadang khayalmu menyakitkan
Biasaku itulah cemasku
Dan dapatkah hatiku menjadi pendamai?

Daun terbang kala tiba waktunya
Menjauh dan mencari persinggahan utama
Amatlah berduka seorang penerima
Pergi darinya peminta lalu lupa
Kisah yang mengukir jalan cerita
Bersama

Kepastian akan membuka topeng
Kepalsuan yang tersingkap
Menunggu sebuah ketetapan
Tertinggal waktu menemukan jawab
Dan biarlah Tuhan yang bekerja
Pada hati setiap orang..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun