Mohon tunggu...
Andriansyah Tirta
Andriansyah Tirta Mohon Tunggu... Lainnya - Team Supervisor Lapangan Surveyor

Seorang karyawan swasta di bagian Administrasi. Lahir di Jakarta, menjalani sebagian masa muda di Medan, dan menempuh kuliah di Yogyakarta di UNY.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyelami Ketakutan Dalam Diri Kita

7 Juni 2024   10:50 Diperbarui: 7 Juni 2024   11:18 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu rasa takut? Kita tentu pernah yang namanya merasa takut. Rasa takut adalah tanggapan emosi terhadap ancaman dan mekanisme pertahanan hidup dasar sebagai respon terhadap kondisi tertentu, misalnya bahaya. Takut dimulai dari perasaan kekhawatiran ringan, kepanikan, sampai dengan kehilangan akal sehat dalam bertindak (Ensiklopedia Indonesia 1987).

Menurut situs Kumparan, perasaan takut adalah hal manusiawi pada setiap manusia yang dapat berasal dari bahaya dan kecemasan. Reaksi terhadap munculnya rasa takut biasanya membuat manusia sulit untuk bergerak dan berkembang karena seseorang yang takut akan berusaha untuk menjauhi objek atau sesuatu yang ditakuti.

Dalam kehidupan bermasyarakat pun bisa timbul sebuah perasaan takut yang dapat menganggu kita sebagai anggota masyarakat yang tinggal di suatu daerah tertentu. Apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan dunia pada saat ini, segala jenis hiburan dan juga kacamata dunia seolah-olah sudah sangat gampang untuk dapat diakses. Dan untuk menikmati hiburan-hiburan tersebut dapat dijangkau dengan berbagai macam cara kemudahan yang pada saat ini juga semakin banyak yang menawarkan jasa pembayaran kemudian seperti paylater, gopay later, dan lain-lain.

Saking pesat dan terjangkaunya ponsel pintar saat ini, bagi kaum generasi muda yang pada saat ini sudah mengerti untuk memanfaatkan ponsel pintar, dan juga adanya berbagai platform jejaring sosial yang muncul di aplikasi ponsel pintar, generasi muda di dunia dengan gampang untuk dapat berbagi aktivitas sehari-hari mereka dengan dunia.

Kemudian hal-hal seperti itulah yang menyebabkan timbul suatu ketakutan, manusia secara sosial bisa kehilangan jati dirinya masing-masing karena melihat  orang lain lebih maju dan sepertinya jauh menikmati hidup. Akibat dari itu juga, kita menjadi membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain, padahal belum tentu apa yang diperlihatkan oleh orang lain di luar sana adalah yang benar-benar terjadi.

Karena kita juga sebagai manusia adalah makhluk sosial, maka kita juga ingin dapat diterima oleh orang lain, ketakutan bahwa karakter kita tidak dapat diterima oleh teman dan keluarga juga bisa jadi ketakutan sehingga semakin lama bisa jadi kita mencoba menjadi karakter diri yang dibuat oleh orang lain dan menutup-nutupi tentang apa yang sebenarnya ingin kita lakukan dana ingin kita capai dalam kehidupan kita ini.

Untuk dapat kita mengerti dengan rasa takut yang diatas telah kita sebutkan, maka sebenarnya kita perlu untuk dapat mengedukasi diri kita sendiri bisa jadi dengan bantuan diri sendiri, teman dan keluarga, ataupun bantuan ahli antara lain;

1. Melalui Diri Sendiri

Motivasi dari diri sendiri adalah langkah awal untuk dapat menjauhkan diri kita dari segala ketakutan yang dapat timbul maupun ditimbulkan oleh diri kita sendiri maupun orang lainnya. Namun untuk dapat kita tumbuh lebih besar dari rasa ketakutan yang mungkin terjadi adalah kita perlu lebih banyak untuk memperluas wawasan kita, dengan mendorong diri kita untuk lebih banyak membaca buku-buku pengetahuan dan juga untuk lebih melihat keluar dan menjalani hidup melalui kacamata kita sendiri.

Berusaha memutuskan untuk menjalankan kehidupan dengan mempertimbangkan kritik dan saran yang ada, sehingga kita semakin memiliki rasa kepercayaan diri yang baik yang pada akhirnya cukup untuk kita keluar dari ketakutan-ketakutan yang tidak semestinya untuk kita takutkan.

2. Melalui Teman dan Keluarga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun