Mungkin ini sering terjadi di kehidupan kita, pada situasi tertentu siapa yang wajib mengarahkan atau diarahkan bisa sangat jelas, misalnya di tempat kerja sudah pasti atasan bertanggung jawab untuk mengarahkan anggotanya untuk dapat mengerjakan tugas-tugasnya, pada organisasi sebagai ketua akan juga punya kewajiban mengarahkan anggota-anggotanya sampai dengan tingkat tertentu dalam kegiatan.
Namun seperti dalam rumah tangga antara suami dan istri, tidak setiap saat suami yang berkewajiban mengarahkan perlu juga suami mau mendengar arahan dari istri begitu juga sebaliknya walaupun dalam rumah tangga biasanya suami adalah kepala keluarga menurut masyarakat umum maupun dalam agama dan undang-undang. Dalam keluarga juga biasanya antara  saudara yang lebih tua mempunyai kewajiban untuk mengarahkan yang lebih muda walaupun juga tidak salah juga bagi yang muda untuk mengarahkan yang tua.
Lalu mana yang lebih bagus apakah mengarahkan atau lebih baik untuk sekedar diarahkan?
Sebenarnya dalam setiap lapisan masyarakat perlu adanya kerja sama antara satu dengan yang lain baik dari yang mampu mengarahkan dan yang diarahkan karena juga tidak sepenuhnya bahwa yang diarahkan bukan tidak mampu untuk mengarahkan.
Itulah sebenarnya kepemimpinan, hal itu pun sebenarnya bukan selalu artinya wajib menyuruh atau setiap saat selalu berada yang diterdepan untuk mengarahkan semua orang tapi juga sebagai orang yang mau diarahkan bisa melakukan kesalahan jadi ia bisa memperbaiki sifat yang salah dan juga sebagai pemimpin harus mampu menerima saran dan kritik dari orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H