Begitu beranjak dewasa, di usia setelah lulus dari jenjang pendidikan SMK ataupun kuliah, biasanya kita sudah mulai mencari pekerjaan dan ikut bergabung dalam masyarakat. Ataupun kemudian dia akan berjumpa dengan pasangan yang tepat dan membentuk rumah tangga. Bisa jadi juga kita di usia dewasa bergabung dengan komunitas yang ada di masyarakat ataupun hal-hal lainnya.
Namun semakin kita terjun ke sana sini maka tanggung jawab kita pribadi pun semakin tersita, bahkan sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari, kita paling cuma bisa melaksanakan 2 atau 3 tanggung jawab kurang lebih yaitu sebagai pekerja di tempat bekerja dan sebagai suami/ibu rumah tangga ataupun apabila sudah memiliki anak maka di dalam rumah juga memiliki tanggung jawab sebagai ayah/ibu kepada anak-anaknya. Dua hal ini yang paling umum terjadi dalam kehidupan dewasa.
Dan apabila kita sebagai golongan masyarakat menengah cenderung dua tanggung jawab inilah yang akan paling menyita waktu kita sampe kita bisa ke tingkat yang lebih tinggi dalam pekerjaan kita barulah kita memiliki waktu yang lebih fleksibel dengan waktu pekerjaan kita dan di rumah tangga biasanya suami/istri akan mengurusi hal-hal rumah tangga ataupun mengurus anak-anak mereka sampe dengan anak-anak itu beranjak lebih ke usia yang cukup untuk sekolah maupun remaja barulah orang tua lebih memiliki waktu untuk hal-hal lainnya.
Hal ini cenderung yang akan membuat kehidupan menjadi monoton dan membosankan sebab kegiatan rutin yang akan kita isi sehari-hari pastinya seputar pekerjaan dan rumah tangga, terutama di kota besar biasanya sudah terbiasa dengan memulai berangkat kerja di jauh pagi hari dan pulang kerja jauh malam karena macetnya kota. Sehingga ketika pulang pun sudah cukup capek untuk dapat meluangkan waktu dalam mengembangkan diri.
Namun dalam hal ini, untuk mendorong diri supaya kita dapat maju maka memang dari diri kitalah yang tidak boleh merasa bahwa yang kita lakukan lama kelamaan hanya sebatas ruang sempit yang tercipta di pikiran kita. Umumnya ini bisa terjadi karena hal sebagai berikut;
1. Repetisi
Seperti yang penulis sebutkan di atas terbatasnya aktifitas kita terutama hanya pada sedikitnya pergerakan kita di masyarakat maka cenderung kegiatan sehari-hari akan seolah menjadi repetisi yang hanya itu-itu saja sehingga biasanya dengan tingkat stres yang semakin lama menumpuk dan kecapekan yang terakumulasi kita akan merasa terkurung pada penjara akibat yang kita rasa kan atas pengulangan tersebut.
2. Meluangkan waktu untuk bersenang-senang
Memang tidak ada yang salah apabila kita ingin melakukan suatu kegiatan tertentu yang bisa untuk menghilangkan stres dan beban-beban negatif yang sudah lama tertumpuk akibat segala kegiatan yang kita lakukan di kehidupan ini. Namun apabila waktu luang yang ada hanya untuk bersenang-senang yang kemudian menghabiskan setiap dana yang kita kumpulkan maka sebenarnya tidak akan juga menolong kita keluar dari situasi yang ada namun hanya kadang mengisi sedikit kesenangan tetapi tidak memecahkan permasalahan yang ada.
Jadi demikianlah sebenarnya dua hal yang perlu kita tinjau dalam kehidupan kita apabila kita mampu untuk mengaturnya dengan pencapaian yang lebih tinggi maka kita akan dapat merencanakan strategi yang kita butuhkan untuk bisa melangkah lebih jauh dari yang terpenjara saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H