Dalam era kepemimpinan Prabowo-Gibran, Indonesia berfokus pada peningkatan keamanan nasional, kesejahteraan sosial, dan digitalisasi sebagai agenda utama. Hal ini menjadi penting karena dinamika global semakin kompleks, termasuk tantangan keamanan siber, ancaman terorisme, dan potensi konflik. Selain itu, ketimpangan kesejahteraan menjadi isu serius di Indonesia yang berusaha diatasi melalui berbagai kebijakan inovatif. Dengan berkembangnya era digital, digitalisasi bukan hanya terkait dengan peningkatan layanan publik tetapi juga membentuk ekosistem ekonomi yang berkelanjutan. Pada tahun 2022, Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,31%, namun angka ini perlu terus ditingkatkan dengan memanfaatkan teknologi digital yang lebih luas. Transformasi digital diharapkan mampu mempercepat reformasi di berbagai sektor, mulai dari pendidikan hingga industri kreatif. Oleh karena itu, pemerintahan Prabowo-Gibran merancang strategi yang menitikberatkan pada stabilitas keamanan, kesejahteraan masyarakat, dan penerapan teknologi digital yang lebih luas. Kolaborasi antara pemerintahan pusat dan daerah menjadi sangat penting agar berbagai kebijakan ini dapat diimplementasikan dengan baik. Dengan fokus pada tiga pilar utama ini, diharapkan Indonesia dapat mencapai visi untuk menjadi negara maju pada tahun 2045.
Keamanan nasional merupakan landasan dari agenda pemerintahan Prabowo-Gibran karena stabilitas politik dan sosial sangat menentukan keberhasilan pembangunan negara. Saat ini, Indonesia menghadapi tantangan yang meliputi ancaman terorisme, konflik regional, serta kejahatan siber yang semakin canggih. Menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), ancaman terorisme di Indonesia masih menjadi tantangan nyata, terutama dengan potensi radikalisasi di dunia maya. Pemerintah berencana memperkuat infrastruktur pertahanan dan meningkatkan anggaran pertahanan dari 0,8% menjadi 1,5% dari PDB dalam lima tahun ke depan. Dengan dukungan teknologi, sistem pertahanan siber Indonesia juga akan ditingkatkan untuk melindungi data vital pemerintah dan sektor swasta dari serangan siber. Di bawah arahan Prabowo, integrasi antara TNI dan Polri akan diprioritaskan untuk menjaga keamanan dalam negeri secara lebih efektif. Selain itu, kebijakan keamanan yang bersifat preventif akan diperkuat melalui program-program yang melibatkan masyarakat. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah menciptakan rasa aman bagi masyarakat agar aktivitas sosial dan ekonomi dapat berjalan lancar. Keamanan yang terjaga diharapkan dapat mendorong iklim investasi dan mendukung pembangunan nasional.
Kesejahteraan sosial menjadi salah satu fokus utama yang diusung oleh Prabowo-Gibran untuk mengatasi ketimpangan sosial yang masih signifikan di Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2022, tingkat kemiskinan di Indonesia masih berada di angka 9,71% atau sekitar 26,36 juta penduduk. Salah satu langkah yang akan diambil adalah memperkuat program jaminan sosial bagi masyarakat yang tidak mampu dan meningkatkan akses layanan kesehatan melalui BPJS. Pemerintah juga akan memperluas program Kartu Prakerja sebagai sarana peningkatan keterampilan tenaga kerja yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan industri digital. Selain itu, dana desa akan ditingkatkan untuk mendukung pembangunan infrastruktur di pedesaan dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat. Pemerintah juga berkomitmen untuk memberikan bantuan langsung tunai (BLT) untuk meringankan beban ekonomi masyarakat miskin. Upaya ini diharapkan dapat menurunkan angka kemiskinan hingga 7% dalam lima tahun ke depan. Program kesejahteraan ini diharapkan tidak hanya mengurangi kesenjangan sosial tetapi juga meningkatkan daya beli masyarakat. Melalui kolaborasi dengan berbagai kementerian dan sektor swasta, upaya peningkatan kesejahteraan sosial ini diharapkan dapat mencapai seluruh lapisan masyarakat.
Digitalisasi telah menjadi salah satu agenda utama pemerintahan Prabowo-Gibran, khususnya dalam rangka memperkuat perekonomian nasional. Indonesia memiliki potensi besar dalam ekonomi digital, dengan nilai transaksi digital mencapai sekitar USD 77 miliar pada 2022 dan diproyeksikan akan mencapai USD 130 miliar pada 2025. Pemerintah akan mendorong sektor ekonomi digital melalui berbagai program, termasuk digitalisasi UMKM dan pengembangan ekosistem startup. Dalam hal ini, Kementerian Komunikasi dan Digital akan berperan penting untuk menyediakan infrastruktur digital yang merata di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, literasi digital juga akan ditingkatkan agar masyarakat mampu memanfaatkan teknologi dengan bijak dan terhindar dari risiko penipuan online. Perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan analitik data akan diterapkan di sektor-sektor kunci seperti kesehatan, pendidikan, dan transportasi. Digitalisasi juga memungkinkan penyederhanaan proses birokrasi, sehingga pelayanan publik menjadi lebih cepat dan efisien. Tujuan utama dari digitalisasi ini adalah meningkatkan produktivitas, menciptakan lapangan kerja baru, dan memperkuat daya saing Indonesia di tingkat global.
UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, menyumbang lebih dari 60% PDB dan menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 97% tenaga kerja. Program digitalisasi UMKM bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan jangkauan pasar UMKM agar mampu bersaing di pasar global. Pemerintah akan memberikan pelatihan keterampilan digital kepada pemilik UMKM agar mereka mampu memanfaatkan platform e-commerce untuk memasarkan produk secara online. Selain itu, pemerintah juga akan memfasilitasi akses permodalan untuk UMKM melalui fintech yang sudah terdaftar di OJK. Platform digital seperti e-commerce dan media sosial akan digunakan sebagai sarana untuk mempromosikan produk-produk lokal. Pendampingan kepada UMKM akan dilakukan secara berkelanjutan agar mereka mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Dengan demikian, UMKM dapat menjadi motor penggerak ekonomi yang kuat di era digital.
Seiring dengan perkembangan digitalisasi, keamanan siber menjadi isu yang sangat penting bagi pemerintahan Prabowo-Gibran. Pada tahun 2022, BSSN mencatat lebih dari 1,6 miliar ancaman siber yang mengincar Indonesia, termasuk serangan malware dan pencurian data pribadi. Untuk menghadapi tantangan ini, pemerintah akan meningkatkan anggaran untuk perlindungan siber dan memperkuat infrastruktur keamanan digital. Program pelindungan data pribadi akan diterapkan secara ketat untuk melindungi informasi sensitif masyarakat dari potensi kebocoran. Regulasi tentang perlindungan data pribadi akan diberlakukan dengan tegas untuk menghindari penyalahgunaan data oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Kerja sama dengan negara lain juga akan ditingkatkan dalam upaya pencegahan ancaman siber internasional. Masyarakat juga akan diberikan edukasi untuk menjaga privasi dan keamanan data pribadi mereka.
Penyederhanaan birokrasi menjadi agenda penting di era Prabowo-Gibran untuk meningkatkan efisiensi pemerintahan. Proses administrasi yang lebih cepat dan efisien akan memberikan kemudahan bagi masyarakat dan dunia usaha. Pemerintah akan menerapkan sistem e-government di berbagai instansi agar masyarakat bisa mengakses layanan dengan cepat tanpa harus mendatangi kantor fisik. Selain itu, sistem pencatatan digital akan digunakan untuk mengurangi potensi kebocoran anggaran dan memperkuat transparansi pemerintah. Proyek-proyek strategis akan dipantau melalui sistem digital yang memungkinkan pelaporan secara real-time. Melalui penyederhanaan birokrasi, diharapkan pelayanan publik bisa lebih responsif dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Transformasi digital yang dilakukan pemerintah memerlukan dukungan SDM yang mumpuni dalam bidang teknologi. Pemerintah berencana untuk memberikan pelatihan keterampilan digital bagi ASN agar mampu mengelola sistem e-government dengan baik. Selain itu, peningkatan kapasitas SDM juga akan dilakukan di sektor pendidikan melalui program-program yang mendukung STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Pada level pendidikan tinggi, kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri 4.0 akan diperkenalkan untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan. Pemerintah akan menjalin kerja sama dengan perusahaan teknologi untuk memberikan pelatihan kepada tenaga kerja lokal. Melalui peningkatan keterampilan digital, diharapkan tercipta tenaga kerja yang kompetitif dan berdaya saing global.
Pemerintah menyadari bahwa untuk mencapai kemajuan di bidang keamanan, kesejahteraan, dan digitalisasi, kolaborasi dengan sektor swasta sangat diperlukan. Berbagai perusahaan teknologi akan dilibatkan dalam proyek infrastruktur digital untuk memperluas akses internet di seluruh Indonesia. Swasta juga akan dilibatkan dalam program pelatihan untuk mengembangkan keterampilan digital bagi masyarakat dan UMKM. Program kerja sama ini tidak hanya akan mempercepat perkembangan digitalisasi tetapi juga membuka peluang kerja di bidang teknologi. Kolaborasi dengan perusahaan fintech akan memberikan akses keuangan yang lebih luas bagi masyarakat dan UMKM. Kerja sama yang sinergis ini diharapkan dapat membawa Indonesia menjadi negara yang lebih modern dan berdaya saing.
Dengan berfokus pada keamanan, kesejahteraan, dan digitalisasi, pemerintahan Prabowo-Gibran memiliki visi untuk membawa Indonesia menjadi negara maju dan mandiri. Kombinasi antara keamanan yang stabil, kesejahteraan sosial yang merata, dan ekonomi digital yang berkembang dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Penerapan digitalisasi dalam berbagai sektor diharapkan dapat menciptakan pelayanan publik yang lebih cepat, efisien, dan transparan. Program-program ini akan terus dievaluasi untuk memastikan pelaksanaan yang efektif dan pencapaian tujuan yang diinginkan. Dengan kerja sama dari berbagai pihak, Indonesia dapat bergerak menuju masa depan yang lebih cerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H