Mohon tunggu...
sesisafitri law
sesisafitri law Mohon Tunggu... Mahasiswa - sesisafititrilaw94@gmail.com

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Korelasi Perasaan Wanita dengan Kata "Baper"

11 April 2021   08:12 Diperbarui: 11 April 2021   08:56 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wanita adalah mahkluk yang di ciptakan oleh Allah SWT sebagai pendamping bagi kaum laki-laki. Seperti terdapat dalam surah An Nisa ayat 1 yang artinya : Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah perkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.

Kedudukan wanita dalam Islam sangat istimewa, dikarenakan ia akan melanjutkan proses menghasilkan keturunan. Dalam kodrat nya wanita di ibaratkan sebuah kain sutra yang lembut dan elok rupawan, namun memiliki perasaan yang peka. Tidak sedikit banyak dari kaumnya yang mudah terbawa perasaan dengan sesuatu hal yang menyinggung perasaan, entah itu permasalahan yang menyangkut mengenai asmara.

Di zaman sekarang istilah pacaran sudah akrab dengan gaya hidup pemuda pemudi. Mereka menganggap dengan "Pacaran". Mereka bisa mengenal lebih jauh lawan jenisnya untuk mengetahui bagaimana watak dan tabiat nya. Padahal tidak ada hubungan yang indah kecuali pernikahan. Tidak menutup kemungkinan ada yang menyalah gunakan kata pacaran tersebut untuk menyakiti hati orang lain, seperti menduakan orang tersebut dengan orang lain, bahkan orang tersebut, bisa lebih dari 2 memiliki pasangan. 

Dari pandangan saya anak muda zaman sekarang sering kali terpengaruh dengan hal tersebut dan tidak menyadari bahwa mereka penting bagi orang yang tepat dan berhak memiliki nya suatu saat nanti. Wanita selalu menjadi korban dalam peristiwa ini, jika mendapatkan laki-laki yang tidak tepat.

Korelasi antara perasaan dan daya pikir yang tidak sinkron dengan hati sering kali membuat wanita tidak berpikir panjang dengan ucapan lawan jenisnya, dengan modal kepercayaan dan keyakinan melepaskan pemikiran tentang kesetiaan terlepas begitu saja.

Tidak sedikit wanita mudah terbawa dengan perasaannya dan perilaku lawan jenis, walaupun jika di lihat perilaku tersebut sama saja yang di lakukan kepada orang lain, misalnya menanyakan kabar ataupun tidak sengaja menyapa bahkan chatting dengan kata "semangat ya" bisa membuat opini baru yang menyebabkan tidak sinkronnya sebuah perasaan. 

Baru-baru ini sedang ramai di bicarakan dalam lingkungan asmara zaman sekarang sebuah istilah ghosting, istilah ini adalah dimana seorang saling menghubungi dan melakukan komunikasi lancar bahkan berkencan namun di pertengahan jalan salah satu pihak pergi dan tidak melanjutkan komunikasi. Hal ini tentu saja terkesan aneh dan menurut saya orang tersebut memberikan harapan palsu kepada lawan jenisnya. Ghosting ramai dibicarakan diberbagai sosial media, terlebih Twitter disana banyak saya temui curhatan para remaja korban ghosting mengutarakan perasaannya.

Bisa saya bayangkan sedang sayang-sayangnya kemudian di tinggalkan. Dan dari situ saya ingin berpendapat bahwa wanita tidak boleh mudah terbawa arus mengenai persaan bisa jadi laki-laki tersebut hanya datang untuk memenuhi rasa penasarannya, dan disaat rasa penasarannya terjawab sejak saat dekat dengan kamu, (oh ternyata sifatnya begitu ya) maka dia akan di hadapkan oleh 2 pilihan bertahan atau pergi.

Penting bagi seorang wanita melakukan seleksi untuk orang yang berhak memiliki hatinya, tidak perlu terburu-buru kita dilahirkan di bumi ini bukan untuk menjelajahi kisah asmara melainkan untuk menuntut ilmu, belajar banyak hal dan bermanfaat untuk orang banyak. Yang terbaik untuk mu akan datang pada saat yang tepat. Bahkan kamu tidak sadar dia ada di sekitar mu mengamati gerak-gerik mu dari jauh dan menjaga mu walaupun kamu tidak mengetahui.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun