Mohon tunggu...
Healthy

Si Cantik yang Mematikan!

17 April 2016   21:36 Diperbarui: 17 April 2016   22:19 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) pada generasi muda kini kian meningkat,  hal tersebut dapat membahayakan kelangsungan hidup  bangsa dikemudian hari. Masa depan bangsa yang besar ini bergantung sepenuhnya pada upaya pembebasan kaum muda dari bahaya yang ditimbulkan sehingga remaja yang melakukan penyimpangan dapat membuat diri mereka tidak dapat menikmati masa remajanya sebagai resiko atas kecanduan.

Adanya pengawasan dan pengkajian dari segi efek maupun harga dari obat narkotik yang cukup tinggi membuat kreatifitas kalangan remaja makin berkembang dengan menyalahgunakan efek samping dari obat batuk yang sama dengan efek narkotika. Penyalahgunaan ini telah diminimalkan oleh pihak yang bersangkutan dengan penarikan sediaan tunggal Dextrometrophan dan membatasi penggunaan obat batuk yang mengandung Dextrometrophan yang dijual bebas. Begitu pula dengan Trihexyphenidyl dan Tramadol  juga mulai dikaji penyalahgunaannya.

Penyalahgunaan obat-obat bebas ini dapat diminimalisir, namun bagaimana dengan tanaman yang tumbuh liar dan memiliki kandungan narkotika atau psikotropika? Seperti halnya ganja yang kini telah menjadi wanted, kini mulai berkembang penyalahgunaan Bunga Terompet.

Di Colombia pada tahun 2007 dalam dokumen VBS TV yang berjudul collombia devil breath, tanaman ini digunakan untuk perampokan dan penyerangan dengan cara mengekstraksi skopalamin dari tanaman ini sebagi obat kuat yang membuat “mangsanya” tidak sadar. Skopalamin dapat diserap melalui kulit dan selaput lendir, sehingga memungkinkan penjahat untuk sekedar meniupkan serbuknya diwajah seseorang. Fakta yang mengejutkan tentang tumbuhan ini adalah Si korban sepenuhnya sadar namun tidak menyadari apapun yang terjadi di sekitar mereka.

Selanjutnya pada kasus di Kota Tomohon, Sulawesi Utara serbuk bunga terompet biasanya digunakan dicampur dengan minuman keras, setelah sebelumnya dikeringkan lebih dulu. Tribun Manado (1/2/2016) menuturkan bahwa seorang siswa terpengaruh serbuk bunga terompet. Awalnya dikira kerasukan, karena korban membanting-bantingkan diri ke jalan sambil teriak dan nyanyi tak karuan.

Hal ini lah yang mendasari sehingga tenaman ini termasuk dalam obat berbahaya yang dapat menyebabkan kematian terutama pada remaja dengan mendengar rumor mengenai kekuatan halusinasinya.

Bunga Terompet (Datura metel. L) termasuk tujuh spesies tanaman berbunga di keluarga solanaceae yang berasal dari Amerika Selatan tropis. Bunga terompet adalah tanaman hias yang popular. Selain penggunaanya sebagai tanaman hias bunga ini memiliki keistimewaan dan kegunaan lain. Dalam pengobatan modern, kandungan alkaloid seperti skopolamin, atropin dan hiosinamin terbukti memiliki manfaat medis untuk antikolinergik, narkotik, obat bius, spasmolitik dan anti asma.

Keistimewaan dari tanaman ini terletak pada skopalaminnya yang sangat toksik. Skopalamin adalah obat antikolinergik yang memiliki banyak efek dalam  tubuh terutama efek halusinasi. Antikolinergik yang merupakan sekelompok zat yang dapat menimbulkan efek yang sama dengan stimulasi susunan parasimpatis, karena melepaskan neurohormon (Ach) diujung-ujung neuronnya. Ada 2 macam reseptor kolinergik yaitu reseptor muskarinik dan reseptor nikotinik. Sedangkan Atropine dan hiosinamin bekerja pada reseptor muskarinik dimana atropine ini bekerja menyekat semua aktifitas kolinergik pada mata sehingga menimbulkan midriasis mata menjadi tidak bereaksi terhadap cahaya dan sikloplegia. Dibanding keduanya, efek skopalamin lebih nyata pada SSP serta masa kerjanya lebih lama dengan bekerja tiga kali lebih kuat.

Ditinjau dari kasus yang terjadi di Tomohon yakni mengkonsumsi Alkohol bersama bunga terompet berakibat kejang dan berhalusinasi. Alkohol yang merupakan zat penekan susunan saraf pusat meskipun dalam jumlah kecil dan memiliki efek stimulasi ringan dengan mempengaruhi serotonin  yang menyebabkan kecanduan. Alkohol juga bersifat depresan terhadap system saraf pusat dengan menghambat aktivitas neuronal kemudian menyebabkan hilangnya kendali dan makin meningkatkan efek sinergis ketika berinteraksi dengan bunga terompet yang mengandung skopolamin.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun