Mohon tunggu...
Sesilia Novena Utami
Sesilia Novena Utami Mohon Tunggu... Diplomat - PERENCANAAN WILAYAN DAN KOTA - UNEJ

PWK UNEJ 19 - 191910501040

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengoptimalkan Sisi Pengolahan dalam Usaha Pertanian Industrial di Kabupaten Lombok Tengah

22 Maret 2021   18:40 Diperbarui: 22 Maret 2021   19:37 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : L. Masyhudi dan Murianto. 2019. BUDI DAYA DAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BUAH NAGA DI DESA KATENG KECAMATAN PRAYA BARAT KABUPATEN LOMBOK PROV

Pertanian yang dalam arti luas tidak hanya mencakup pembudidayaan tanaman saja melainkan membudidayakan serta mengelola dibidang perternakan seperti merawat dan membudidayakan hewan ternak yang bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat banyak seperti: ayam, bebek, angsa. Serta pemanfaatan hewan yang dapat membantu tugas para petani kegiatan ini merupakan suatu cakupan dalam bidang pertanian (Bukhori, 2014). Dengan kondisi Indonesia yang merupakan negara agraris, pertanian masih menjadi komoditas utama.

Namun demikian potensi pertanian itu ada baiknya lebih dikembangkan menjadi sistem pertanian hulu dan hilir atau yang sering disebut dengan agribisnis. Disebut sebagai hulu dan hilir artinya adalah pertanian ini bukan hanya dipandang sebagai tempat produksi, tetapi juga bekerja sebagai rantai sektor pangan (food supply chain). Tempat usaha, pembibitan, dan input produksi bisa dinamakan sebagai hulu, sementara kegiatan pasca panen seperti distribusi dan pengolahan bisa disebut sebagai hilir. Mengapa sistem hulu dan hilir ini diperlukan? Karena sudah saatnya petani sebagai sumber daya manusia dalam bidang pertanian mendapatkan value yang lebih dari lahan mereka sendiri.

Ladang singkong contohnya. Singkong bukan hanya dipanen lalu dijual kepada konsumen, namun bisa diolah terlebih dahulu menjadi kripik, manisan, tape, atau jajanan lainnya. Lalu olahan singkong tersebut dikemas dengan menarik dan penjualannya dilakukan pada pasar yang berbeda melalui distributor atau bahkan e-commerce marketplace. Dengan begitu, singkong tersebut memiliki nilai jual yang tambah.

Adapun salah satu faktor yang menjadi pendukung perencanaan pertanian industrial yaitu proses pengolahan. Proses pengolahan yang konvensional tidak akan memberikan pendapatan yang lebih bagi para petani. Oleh karena itu, hasil pertanian harus diolah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Contoh usaha pertanian industrial yang sedang diusahakan untuk berkembang adalah budi daya dan pengolahan hasil pertanian buah naga di Desa Kateng, Kabupaten Lombok Tengah. Terletak di Provinsi NTB, desa ini memiliki jenis tanah yang cocok untuk ditanami buah naga, terlihat dari banyaknya pohon buah naga pada pekarangan warga. Sayangnya, para pemilik masih memiliki kelemahan dalam pengolahan. Hasil panen hanya dikonsumsi pribadi dan sebagian dijual keluar desa dan bentuknya masih berupa buah segar.

Oleh karena itu, fokus perencanaan pertanian industrial yang cocok untuk diterapkan untuk studi kasus ini adalah proses pengolahan. Bagaimana cara meningkatkan proses pengolahan tersebut? Salah satunya ialah melalui sosialisasi. Tidak maksimalnya hasil penjualan buah naga dikarenakan kurangnya pengetahuan SDM mengenai cara pengolahan buah naga. Dengan demikian, sosialisasi berperan sebagai wadah edukasi untuk menjelaskan langkah mengolah hasil panen menjadi produk. Sosialisasi ini dilakukan melalui lokakarya. Pada kesempatan ini, petani diajarkan bagaimana proses penanaman pohon buah naga hingga mengolahnya menjadi produk makanan. Dari hasil lokakarya tersebut, ibu-ibu memperoleh value berupa cara untuk mengolah buah naga segar menjadi kue bolu dan agar-agar. Akhirnya kedua jajanan tersebut bisa dijajakan kepada tetangga ataupun di pasar.

Dari yang tadinya penjualan berupa buah naga yang dijual dalam satuan kilogram kepada distributor, kini pasarnya bisa bertambah luas dikarenakan produk yang dijual bukan lagi buah. Nilainya pun bertambah dikarenakan barang yang dijual bukan lagi sekadar buah naga, melainkan olahan buah naga.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan pertanian industrial atau argoindustri memang dibutuhkan banyak faktor, diantaranya adalah lokasi pasar, teknologi dan alat, bahan pemasok, pemasaran, dan lainnya. Namun satu hal yang tak dapat dilupakan ialah SDM yang sesungguhnya berada di lapangan. Dalam studi kasus yang terjadi di Desa Kateng Kabupaten Lombok Tengah ini, bahan pemasok dan pasar sudah ada, namun improvisasi dibutuhkan pada proses pengolahan untuk meyulap buah tersebut menjadi produk yang lebih berharga seperti bolu, agar-agar, dan kue lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun