Mohon tunggu...
Sesha Cindy Indriyana
Sesha Cindy Indriyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

haii guys

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tinjauan Etika Kesehatan Digital dan Kecerdasan Buatan dalam Penggunaan Artificial Intelligence untuk Diagnosis Penyakit

5 Januari 2025   16:07 Diperbarui: 5 Januari 2025   16:07 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

          Perkembangan teknologi kesehatan digital dan kecerdasan buatan (AI) telah membawa perubahan signifikan dalam praktik medis, terutama dalam diagnosis penyakit. Meskipun teknologi ini menawarkan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi diagnosis, mereka juga menimbulkan berbagai tantangan etika yang perlu diperhatikan.

          Artificial Intelligence berfungsi untuk menganalisis data kesehatan, mengidentifikasi pola, dan memberikan rekomendasi diagnosis yang lebih cepat dan akurat dibandingkan metode tradisional. Namun, penggunaan AI dalam diagnosis penyakit tidak lepas dari masalah etika. Salah satu isu utama adalah privasi data pasien. Data kesehatan yang dikumpulkan untuk analisis AI seringkali sangat sensitif. Jika tidak dikelola dengan baik, informasi ini dapat disalahgunakan atau diakses oleh pihak yang tidak berwenang, mengancam kerahasiaan pasien.

          Isu lain yang muncul adalah keadilan akses terhadap teknologi ini. Terdapat kekhawatiran bahwa penerapan AI dalam diagnosis dapat memperburuk ketidaksetaraan dalam pelayanan kesehatan. Misalnya, daerah dengan sumber daya terbatas mungkin tidak memiliki akses yang sama terhadap teknologi canggih ini, sehingga menciptakan kesenjangan dalam kualitas perawatan. Selain itu, algoritma AI yang digunakan untuk diagnosis dapat memiliki bias jika data yang digunakan untuk melatihnya tidak representatif dari populasi yang lebih luas. Hal ini dapat menyebabkan diskriminasi dalam diagnosis dan pengobatan.

          Dalam dunia kesehatan muncul berbagai inovasi terkait dengan pembuatan chatbot medis. Chatbot medis ini berfungsi memberikan rekomendasi diagnosis dan perawatan untuk mengurangi kunjungan medis. Dalam beberapa jurnal telah disebutkan contoh aplikasi maupun website chatbot medis yang sedang dalam pengujian atau bahkan sudah digunakan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu contohnya, yakni Florence. Dikembangkan oleh Jahnvi Gupta, Vinay Singh, Ish Kumar dalam suatu jurnal Jurnal 2021 7th International Conference on Advanced Computing & Communication Systems (ICACCS). Namun, ternyata aplikasi tersebut masih butuh banyak perubahan dan dikembangkan. 

          Penggunaan AI juga mempengaruhi hubungan antara dokter dan pasien. Pasien mungkin merasa kurang terlibat dalam proses pengambilan keputusan terkait kesehatan mereka. Tanggung jawab profesional dokter menjadi sangat penting. Dokter harus mampu menjelaskan kepada pasien mengenai batasan teknologi AI serta memberikan informasi yang jelas tentang bagaimana hasil dari sistem tersebut digunakan dalam pengambilan keputusan medis.

          Untuk mengatasi tantangan etika ini, diperlukan regulasi dan kebijakan yang jelas mengenai penggunaan AI dalam kesehatan digital. Pemerintah dan lembaga kesehatan harus bekerja sama untuk menciptakan kerangka hukum yang melindungi hak-hak pasien serta memastikan bahwa penggunaan teknologi ini dilakukan secara etis. Ini termasuk pengaturan mengenai privasi data, transparansi algoritma, serta pelatihan bagi tenaga medis tentang bagaimana menggunakan teknologi ini secara bertanggung jawab.

         Secara keseluruhan, meskipun penggunaan Artificial Intelligence dalam diagnosis penyakit menawarkan banyak manfaat, tantangan etika yang muncul tidak boleh diabaikan. Dengan pendekatan yang hati-hati dan regulasi yang tepat, kita dapat memaksimalkan manfaat teknologi kesehatan digital sambil meminimalkan risiko etis yang mungkin timbul. Penting bagi semua pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam menciptakan sistem kesehatan digital yang adil, aman, dan etis bagi semua pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun