Mohon tunggu...
Sery
Sery Mohon Tunggu... Administrasi - Mencacat

"Saya adalah orang yang ramah dan pendiam. Saya mudah tersenyum dan suka membantu orang lain. Bagi saya, kebaikan adalah hal yang penting dalam hidup."

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kekuatan Iman Abram: Ketaatan dan Penyediaan Allah

24 Juni 2024   19:32 Diperbarui: 24 Juni 2024   20:10 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kekuatan Iman Abraham: Ketaatan dan Penyediaan Allah

Dalam sejarah iman, salah satu kisah paling mengharukan dan mendalam adalah tentang Abraham dan ujian imannya di Gunung Moria. Di tanah yang gersang dan berbatu, di bawah langit yang cerah dan terbuka, Abraham, seorang hamba Allah yang setia, berjalan bersama putranya, Ishak. Perintah Allah yang berat telah diterima oleh Abraham: mengorbankan anaknya yang tercinta sebagai bukti ketaatannya kepada Allah. Dengan hati yang berat namun penuh iman, Abraham menaati perintah tersebut.

Mereka mendaki gunung Moria, dan di sana, Abraham mendirikan altar dan mengikat Ishak di atas kayu persembahan. Dengan tangan yang gemetar namun tekad yang kuat, Abraham mengangkat pisaunya, siap untuk mengorbankan putranya sesuai perintah Allah. Namun, pada saat yang penuh dengan ketegangan itu, suara malaikat Tuhan terdengar:

"Jangan layangkan tanganmu kepada anak itu, dan jangan engkau berbuat apa-apa kepadanya. Sebab telah Kuketahui sekarang bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."

Pada saat itu, hati Abraham dipenuhi rasa syukur dan air mata kebahagiaan. Ia melihat seekor domba jantan yang terjebak di semak belukar. Domba itu kemudian dipersembahkan sebagai gantinya. Abraham memuji Allah, yang telah menyediakan korban pengganti dan menyelamatkan putranya. Ia memahami bahwa ketaatan dan iman yang tak tergoyahkan telah diuji dan bahwa Allah adalah penyedia yang setia.

"Terpujilah Allah semesta alam," seru Abraham. "Di dalam nama Yesus, Amin."

Kisah ini tidak hanya menggambarkan betapa besar iman dan ketaatan Abraham kepada Allah, tetapi juga menunjukkan bagaimana Allah memberikan jalan keluar dan penyediaan bagi mereka yang setia kepada-Nya. Kisah Abraham dan Ishak adalah pelajaran yang mendalam tentang pengorbanan, ketaatan, dan penyediaan ilahi. Itu adalah pengingat abadi bahwa Allah melihat hati dan niat kita, dan bahwa Dia selalu menyediakan yang terbaik bagi mereka yang setia kepada-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun