Mohon tunggu...
SERVULUS Bobo Riti
SERVULUS Bobo Riti Mohon Tunggu... -

Dilahirkan dan dibesarkan di Loura Sumba NTT dari Ayah yang berprofesi Guru di daerah terpencil, Markus Malo (RIP) dan Ibu yang bekerja sebagai petani, Emelia KM. Sedari kecil terbiasa bekerja di kebun hingga keluar dari Pulau Sumba 1989 menuju Mataram, selanjutnya pindah Kupang hingga 2005. Mulai "mencari makan" di Jakarta pada tahun 2005. Di antara waktu yang diberikan Sang Khalik, membaca dan membaca selalu menemani harinya. Apa adanya. Berdoa dan berharap, suatu hari kembali ke Pulau Sumba, untuk ikut meneteskan keringat dalam membangun negeri tersebut...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Politisasi Persepakbolaan Nasional

1 April 2011   06:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:14 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Saya bukanlah penggemar sepak bola. Tetapi cukup menikmati kalau ada pertandingan skala nasional. Terlebih kalau permainan itu profesional. Sayangnya, publik pencinta sepak bola (baca: PSSI) mulai dari skala kampung, regional  hingga nasional, dipertontonkan drama politisasi persepakbolaan nasional. PSSI ditarik ke medan politik dan dikelola secara politik. Ada sinyalemen kuat bahwa beberapa Partai Politik terbesar di republik ini, memegang kendali atas elit Pengurus PSSI. Masing masing kekuatan saling memainkan peran dan pola berakrobat alias aerobatik PSSI untuk menanamkan pengaruhnya. Apakah ada hubungan antara "mengelola Parpol dan PSSI" dalam ranah Pemilu? Apakah pecinta sepak bola nasional dapat digiring untuk menjadi konstituen dari Parpol tertentu? Inilah Indonesia, semua serba dapat dimainkan dan diatur. Maka masih pantaskah PSSI sebagai singkatan dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia? Ataukah kita plesetkan saja PSSI sebagai Politisasi dan Sirkunisasi Sepakbola Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun