Halo teman-teman, apakah kalian mengetahui tentang Seminari Menengah Santo Petrus Canisius Mertoyudan? Seminari adalah sekolah untuk calon imam yang berada di kawasan Mertoyudan, Magelang. Banyak tokoh-tokoh terkenal hasil dari Seminari ini, contohnya adalah Jakob Oetama pendiri Kompas, Ignasius Kardinal Suharyo uskup KAJ, dan masih banyak lagi. Seminari ini mengimplementasikan 3S. Apa itu 3S? 3S adalah singkatan untuk Sanctitas, Sanitas, dan Scientia. Sanctitas adalah kekudusan, Sanitas adalah kesehatan, dan Scientia adalah ilmu pengetahun. Hal ini menunjukan bahwa Seminari menjunjung tinggi dan sangat mengutamakan ketiga aspek tersebut. Ketiga hal tersebut sangat vital dalam pengembangan para calon imam agar dapat menjadi imam yang baik.
     Seminari Santo Petrus Canisius Mertoyudan merupakan sekolah asrama, hal itu membuat para seminaris memiliki kemandirian dan solidaritas antar teman yang tinggi. Dengan hidup berasrama di Seminari ini para seminaris diajarkan untuk hidup mandiri. Seminari mertoyudan memberikan banyak kegiatan rohani dan banyak pula kegiatan pengembangan kemampuan intelektual, maupun bakat-bakat lain yang dimiliki. Seminari memberikan les alat musik bagi para seminaris, pilihannya pun melimpah. Seminari pun memiliki orkestra yang dapat menjadi tempat berkembangnya bakat musik seminaris. Dalam hal rohani, para seminaris diberikan kesempatan berupa bacaan santo-santa setiap hari dan bimbingan rohani dari para Romo pendamping untuk meningkatkan kerohanian seminaris. Banyak pula kegiatan berupa rekoleksi, retret, live in, dan ziarah yang diberikan dan dilaksanakan secara rutin di seminari ini.
     Untuk menunjang pendidikan para seminaris , banyak juga kegiatan dan fasilitias yang diberikan oleh seminari, yang mungkin jarang ditemukan di sekolah lain. Seminaris di Seminari ini memiliki durasi belajar yang lebih lama daripada sekolah biasa. Para seminaris belajar selama 4 tahun, itu yang membuat para seminaris memiliki kesiapan yang matang untuk menunjang kehidupannya entah mereka menjadi seorang pastor ataupun tidak. Seminari ini memiliki 4 medan, yang pertama adalah medan pratama yang merupakan tahun pertama para seminaris, di medan ini para seminaris difokuskan pada introductio, jadi di tahun ini seminaris dituntun untuk terbiasa dan kerasan tinggal dan berkegiatan di seminari ini. Kedua adalah medan tamtama yang merupakan tahun kedua seminaris, di medan ini para seminaris difokuskan pada incorporatio, tahun kedua ini seminaris dibimbing untuk bisa terlibat dengan komunitas yang lebih besar. Ketiga adalah medan madya, tahun ini adalah tahun electio, jadi seminaris dituntun untuk memilih apakah seorang seminaris ingin melanjutkan menjadi pastor atau tidak. Terakhir yaitu medan utama, seminaris yang memilih ingin melanjutkan menjadi pastor akan melanjutkan tahun terakhir yaitu confirmatio, seminaris akan menguatkan kembali panggilan mereka dan dibimbing penuh dalam pemilihan tarekat, ordo, maupun diosesan untuk dimasuki setelah lulus dari seminari ini. Semua hal itu membuat seminaris yang berformasi di seminari ini mendapatkan banyak hal terlepas dari pilihan seminaris untuk menjadi pastor maupun tidak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H