Mohon tunggu...
M Taufik
M Taufik Mohon Tunggu... Guru - Belajar Menulis

Saya baru belajar menulis dari hal-hal terkecil dalam kehidupan saya.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Penantian Jamaah

7 April 2023   06:15 Diperbarui: 7 April 2023   06:16 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Alhamdulillah, malam ini aku sudah memasuki malam tarawih yang kesembilan. Jamaah sholat tarawih juga masih banyak.  Aku melihat jamaahnya masih semangat sekali dalam mengikuti sholat tarawih. Meskipun jamaah sudah berkurang dua shaf.

Setelah selesai sholat tarawih, aku mencoba melihat jadwal imam dan kultum yang tertempel di dinding. Akan tetapi aku sungguh tidak menyadarinya kalau di jadwal tertulis namaku. Karena aku hanya terfokus pada urutan jadwal imam dan kultum pada minggu pertama.  Ternyata pada minggu kedua  dan seterusnya untuk jadwal imam dan kultum disusun secara acak.  

Pada kali ini, aku terlambat datang ke masjid. Karena aku baru sakit. Awalnya aku sudah tidak ingin jamaah di masjid. Karena untuk berdiri saja, rasanya aku sudah tidak mampu. Belum lagi tubuhku yang terasa dingin. Padahal aku sudah memakai penghangat tubuh.

Aku akhirnya tetap memutuskan untuk tetap ikut sholat isyak dan tarawih di masjid. Akan tetapi aku hanya menjalankan semampuku saja. Aku tidak mau memaksakan kondisi tubuhku yang memang belum mampu untuk menjalankan sholat seperti biasanya.

Ketika aku masuk masjid, ternyata imam sudah digantikan oleh Bapak Senin. Sebagai imam, beliau tetap melanjutkan kewajibannya pada sholat tarawih, witir dan kultum. Aku mulai curiga saat Bapak Senin melanjutkan kultum. Pada hari-hari sebelumnya, ketika beliau sedang kultum, pasti akan menyampaikan sesuatu yang penuh dengan makna dan hikmah. Akan tetapi, untuk kali ini sepertinya beliau hanya sekedar menjalankan kewajiban saja.

Setelah selesai sholat aku ditemui oleh beliau. "Mas, tadi aku tunggu-tunggu kamu kemana?" tanyanya kepadaku. "Aku tadi datang terlambat Pak, karena rencanaku tidak jamaah di masjid," jawabku, "Memang ada apa, ada masalah ya," ucapnya. " tidak juga Pak," tambahku. "Terus ada apa?"tanya lagi. "Aku baru tidak begitu sehat Pak, rasanya tenggorokan perih dan tubuh kedinginan Pak," jawabku.

"Memangnya ada apa Pak," tanyaku. "Kan kamu malam mini harusnya menjadi imam sama kultum Mas," ucapnya. "Apa ya Pak?" tanyaku lagi. "Coba kamu lihat jadwalnya Mas," perintahnya. Seketika itu juga aku melihat jadwal yang tertulis di papan pengumuman. Ternyata disana tertulis namaku untuk malam itu. Saat itu juga perasaanku tidak nyaman, aku merasa bersalah dengan beliau dan juga jamaah lainnya.

"Ya Pak, benar sekali, malam ini harusnya aku yang menjadi imam, tetapi aku benar-benar tidak tahu Pak," ucapku kepadanya. "Tidak aapa-apa Mas," jawabnya. "Akan tetapi aku tetap tidak nyaman sama Bapak, karena saya juga tidak memberitahukan sebelumnya, kalau malam ini saya tidak dapat imam," tambahku lagi. "Ya Mas, jawabnya. "sekali lagi saya minta maaf Pak ya, atas kesalahanku tersebut," maafku kepadanya.

Semoga beliau mau memaafkan kesalahanku tersebut. Karena semua yang telah terjadi tadi di luar pengetahuanku. Dan tidak ada unsur kesengajaan sama sekali. Semoga ini juga menjadikan pengalaman terbaik untuk diriku. Agar aku selalu lebih peduli lagi terhadap segala sesuatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun