masih menunggu di kursi tua dekat taman
saat matamu nanar menatap
aku pergi demi impian
melangkah mundur..
Menjauh lalu kau menghilang
disini
dibawah lampu temaram taman
masih kulihat senyuman kita
berbalut rindu dihulu batinku
mataku merintik
(sungguh, betapa yg pertama sulit terlupa)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!