Mohon tunggu...
Erfano Nalakiano
Erfano Nalakiano Mohon Tunggu... -

Erfano Nalakiano adalah nama pena dari guru yang berdedikasi di Sekolah Alam Bogor. Menulis, membaca dan bernyanyi adalah bagian hidupnya yang tak bisa terpisahkan!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yang Kurang Itu Apresiasi

9 November 2009   00:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:24 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selain berprofesi sebagai seorang guru. Saya kadang-kadang menerima job lain seperti menjadi instruktur outbond atau menjadi fasilitator di beberapa pelatihan. Walaupun sebenarnya deskripsi job yang dikerjakan tidak jauh-jauh dari profesi guru. Yaitu menjelaskan sesuatu untuk peserta.

Karena senangnya saya dalam cuap-cuap. Setiap kali outbond saya pasti diminta menjadi MC dan Icebreaker. Sehingga saya mau tidak mau harus banyak belajar menjadi MC dan icebreaker yang baik.

Suatu hari ada job outbond di luar sekolah. Seperti biasa saya diminta menjadi icebreaker bersama seorang teman yang ahli di bidang yang sama. Karena pesertanya berasal dari luar Jawa, tepatnya Kalimantan. Saya dan teman saya berusaha sekali untuk mencairkan suasana. Maklum ternyata orang di luar Jawa rata-rata susah untuk diajak gokil-gokilan. Beragam trik kita lakukan. Suasana pun mulai mencair dengan permainan-permainan. Beberapa peserta sudah mulai terlihat tidak jaim lagi.

Selesai sudah outbond selama seharian. Saat ngobrol-ngobrol dengan seorang teman sesama instrukur. Mulailah saya berbicara, "Duh, ini orang-orang ya, pada jaim-jaim semua," ucapku. "Makanya tadi pas icebreaking agak kaku ya!" lanjutku kemudian.

Teman sesama instruktur berujar, "Iya, tadi game yang kamu buat garing banget. Para peserta pada kaget. Emang mereka anak-anak."

Aku terdiam dan pura-pura mengangguk. Terus terang beberapa kali saya menjadi MC atau icebreaker, teman saya yang satu ini kerapkali memberikan kritik yang cukup menohok. Kritik yang diberikan pun kurang solutif buat saya. Hanya kritik tanpa apresiasi sedikit pun. Seperti:

"Tadi terlalu semangat banget jadi MCnya, suaranya kebesaran." Aku mesem-mesem (jengkel)

"Tadi dari sini nggak jelas. Suara kalian putus-putus. Nggak cocok!" Aku kaget (kesel)

"Skenario yang dibuat jelek banget." Aku terperanjat (kesel, mengkel, jengkel: Nggak tahu aku sampai nggak tidur buat skenario ini).

Bukan berarti saya mengklaim bahwa apa yang saya lakukan bagus. Tapi setidaknya tidak buruk-buruk banget. Beberapa instruktur atau teman-teman yang saya tanya, bilang bahwa apa yang saya lakukan bagus. Rata-rata lagi yang bilang.

Namun bukan berarti saya menulis ini sebagai pembelaan buat saya. Akan tetapi lebih hanya karena nilai apresiasi yang masih kurang di bangsa kita ini. Semua orang dalam berkarya pastinya serius dan berkerja keras. Tidak main-main dan menginginkan semuanya berjalan lancar bahkan sempurna. Namun sayangnya setelah semua itu dikerjakan, beberapa orang dari kita kurang memberikan respon positif. Bahkan celah yang kurang itu dijadikan bahan kritik tanpa melihat usaha besar yang dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun